Masker Seharga Rp250 Ribu Laku Keras di Makassar

KalbarOnline.com, MAKASSAR — Bisnis penjualan masker kian laris manis. Permintaan masyarakat semakin meningkat. Itu setelah virus corona dikabarkan mulai masuk di Indonesia.

Di CV Intraco, jalan Gunung Latimojong, Kota Makassar, misalnya. Lokasi itu tampak ramai. Betapa tidak, belasan hingga puluhan masyarakat mendatangi bahkan rela antre di toko tersebut.

Keperluan kesehatan sangatlah penting. Itulah sebabnya, masyarakat ramai mendatangi toko penjualan alat kesehatan itu, antisipasi penyebaran virus Corona.

Namun toko itu menjual masker dengan harga tinggi. Bahkan ada yang harganya sampai ratusan ribu rupiah per lembarnya. Berbeda jauh sebelum virus mematikan itu belum masuk ke Indonesia.

Baca Juga :  Bos BKPM : Ada Kesan Kelompok Tertentu Pelintir Fakta UU Cipta Kerja

Penjual masker itu mengaku kehabisan stok. Masyarakat pun kian menjerit di tengah merebaknya virus dari kota Wuhan, China, tersebut.

“Harga masker di sini Rp250 ribu per kardus. Tapi itupun persediaannya kosong. Belum tahu kapan lagi ada,” kata salah satu karyawan di CV Intraco saat ditemui di tokonya, Rabu (4/3/2020).

Masih di tempat yang sama. Toko ini juga menjual masker dengan bentuk yang berbeda. Masker yang satu ini berbentuk setengah bulat.

Masker merk Onemed-nya itu dipatok dengan harga mahal per lembar. Berbeda dengan masker yang dapat dilipat, yang harganya di bawah Rp10 ribu saja.

Baca Juga :  Soal Kerumunan Massa Rizieq, RK: Saya Bertanggung Jawab Secara Moril

“Ini harganya Rp50 ribu per buah. Kalau mau beli banyak lalu dijual kembali, itu saya tidak tahu harganya,” kata karyawan toko tersebut.

Dia mengaku, persediaan masker di beberapa toko penjualan obat di Makassar seakan-akan sangat langka. Dari situ, harga maskernya meningkat tajam.

Salah satu waga Kota Makassar pun mengeluhkan sulitnya menemukan masker, di setiap tempat perbelanjaan alat kesehatan.

Muh Arman Syahputra misalnya. Semenjak virus itu masuk ke Tanah Air, dirinya mulai gencar mencari masker untuk menjaga kesehatan.

“Sudah tujuh apotek saya datangi, tidak ada yang jual. Semuanya habis,” kata Arman. (Mg06)

Comment