Antisipasi Virus Korona, Penerbangan Domestik Diwaspadai

KalbarOnline.com,KALTIM– Pasca pemerintah mengumumkan dua warga di Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif mengidap virus yang pertama kali menular di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Pengawaan di pintu-pintu masuk di Kalimantan Timur pun dilakukan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kaltim Andi M Ishak, mengatakan bahwa pihaknya melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk Kaltim. Selain itu, pihaknya mengajukan penambahan alat pelindung diri (APD) ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejumlah 100 buah.

”Sambil menyiapkan kesiapan di sarana pelayanan. Jadi sekarang kami memang kesulitan di APD. Sekarang kami koordinasi dengan pusat untuk meminta,” ucapnya seperti dikutip Kaltim Pos (Jawa Pos Group), Selasa (3/3).

Lanjut dia, ada empat rumah sakit di Kaltim yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk menangani virus corona. Namun, rumah sakit itu belum ditunjang secara penuh oleh pusat. Yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) di Samarinda, RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, RSUD Panglima Sebaya Paser, dan RS Taman Husada Bontang.

Jadi, harus di-support daerah. Namun, karena kasusnya jarang, persiapannya agak terabaikan. Sebelumnya, saat rapat kesiapsiagaan virus corona beberapa waktu lalu, diakui Andi, kondisi rumah sakit masih pontang-panting.

Baca Juga :  Apresiasi Semangat Relawan Untuk Kawal Perolehan Suara, Prabowo: Kita Jangan Lengah!

“Kalau dilihat kesiapan alat, ya gambarannya seperti itu. Karena alat pelindung diri yang betul-betul sesuai itu di RS AWS (Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie) dan Kanujoso (Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo). Sedangkan di rumah sakit lain sangat terbatas. Kalaupun ada, itu alat pelindung diri waktu kasus flu burung dahulu. Tetapi, kalau masker sudah tidak bisa digunakan lagi,” jelasnya.

Sementara itu, dalam keterangan resminya tadi malam, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, pemkot melalui semua sektor terkait melakukan pencegahan dan antisipasi virus korona. Otoritas bandara dan pelabuhan memperketat pengawasan mengingat sudah ada warga Indonesia yang positif sesuai pengumuman kemarin.

Yang cukup mengagetkan, Wali Kota membenarkan bahwa saat ini di Balikpapan sedang ada empat warga yang sedang di observasi di rumah sakit.

“Belum tentu positif. Bahwa proses isolasi maupun observasi ini adalah bagian dari prosedur kewaspadaan dari Kemenkes. Dan dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan pencegahan,” katanya.

Rizal melanjutkan, beberapa rumah sakit di Balikpapan sudah menyiapkan ruang isolasi sebagai bentuk penanganan. “Semoga tidak ada warga yang positif Covid-19,” harapnya.

Baca Juga :  Nadiem Makarim: Lebih Banyak Risikonya Melakukan UN

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty menegaskan, dari hasil pertemuan kemarin, belum ada kasus positif Covid-19 di Balikpapan.Rapat ini bertujuan agar seluruh instansi bisa berperan menjaga kondisi baik tersebut.

Bagaimana mempertahankan nol kasus, maka perlu koordinasi terutama terkait teknis. Namun, yang menjadi perhatian dan urgent, pemantauan tidak hanya bagi jalur penumpang internasional seperti yang selama ini sudah berjalan. Namun, bagi mereka yang datang dan keluar melalui jalur domestik akan mendapat perhatian. Misalnya, waspada pada penumpang yang berasal dari penerbangan Jakarta. “Mereka yang rapat atau meeting dengan orang asing, misalnya di sana ada kontak,” katanya.

Apalagi penerbangan internasional di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan sudah ditutup sementara karena ada wabah Covid-19. Jadi, pihaknya akan lebih waspada terhadap penerbangan domestik atau dalam negeri. Antisipasi mereka yang datang ke Balikpapan setelah melakukan perjalanan dari luar negeri atau kontak dengan orang asing.

Dia menjelaskan, proses pemantauan nanti tentu lebih dahulu melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai garda terdepan yang lebih dulu melakukan pemeriksaan terhadap penumpang. (jpc)

Comment