Anak Ulama Keturunan Bugis PM Malaysia

KalbarOnline.com, Nasional — Teka-teki siapa pengganti Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia terjawab sudah. Dia adalah Presiden Partai Persatuan Pribumi Malaysia (Bersatu), Tan Sri Muhyiddin Yassin. Dia akan dilantik, Minggu, 1 Maret.

Muhyiddin ditunjuk Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah setelah mempertimbangkan suara mayoritas Parlemen Malaysia. Dikutip dari MalayMail, Sabtu, 29 Februari, pelantikan akan dilakukan pada pukul 10.30 waktu setempat di Istana Negara.

“Saya berharap seluruh rakyat Malaysia bisa menerima keputusan Istana Negara hari ini. Saya sangat berterima kasih kepada Allah Swt yang mengizinkan saya menjabat sebagai PM ke-8 Malaysia,” ujar Muhyiddin, kemarin.

Keputusan mengangkat Muhyiddin menjadi PM menggantikan Mahathir Mohamad yang meletakkan jabatan di tengah jalan baru-baru ini. Kini Muhyiddin harus segera memilih orang-orang yang akan duduk di kabinet.

Dari sejumlah sumber Muhyiddin ternyata memiliki keturunan Bugis dan Jawa. Ayahnya, Haji Muhammad Yassin, merupakan seorang ulama.

Muhyiddin adalah politisi senior yang mengawali karier politiknya di parlemen untuk Pagoh, Johor, pada 1978 Johor lewat UMNO. Namun, dia keluar dari UMNO dan bersama-sama Mahathir membentuk Pantai Bersatu pada 2016 setelah dipecat PM Najib Razak sebagai wakil PM Malaysia.

Pemecatan dilakukan Najib setelah Muhyiddin ikut mempertanyakan skandal korupsi yang diduga melibatkan Najib saat itu. Dia pun disebut terpilih menjadi PM dan akan dilantik hari ini, karena dukungan partai oposisi yang dikomandoi UMNO.

Baca Juga :  Pemerintah Umumkan Delapan Provinsi Terdampak Corona, Ada Sulawesi

Anwar Ibrahim

Jika merujuk pada kesepakatan Mahathir Momamad dan Anwar Ibrahim pada Pemilu Malaysia 2018, sejatinya Anwar Ibrahim yang melanjutkan posisi Mahathir. Namun, nasib berkata lain, mayoritas parlemen mendukung dan menetapkan Muhyiddin Mohd Yassin, sebagai pengganti Mahatir Mohammad.

Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Adi Suryadi Culla mengatakan, pengaruh politik yang tak kuat di parlemen menjadi biang utama Anwar gagal melenggang meneruskan jabatan Mahathir.

“Mungkin karena perilaku politik yang frontal dan keras yang dimiliki Anwar. Sehingga membuat parlemen tak menaruh harapan dan dukungan penuh kepadanya,” ujarnya kepada FAJAR malam tadi.

Anwar yang menjadi kompatriot Mahatir dalam upaya menggulingkan Najib Razak kala itu tak memberi efek berarti dalam posisi tawar Anwar mata parlemen. Terutama kepada para koalisi. Buktinya, kata Adi, partai besutan Mahatir, yakni Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) justru membelot dan lebih memilih Muhyiddin.

“Ya, dinamika politik di Malaysia itu sangat unik. Sistem politik multi partai dan arah dukungannya kadang sulit diprediksi. Bahkan komitmen yang dibangun Mahatir dan Anwar tak memberi arti. Anwar benar-benar tersingkirkan,” ucapnya.

Terpilihnya Muhyiddin, kata Adi, akan membuat situasi politik Malaysia memasuki babak baru. Situasi yang memanas memang akan redam dengan sendirinya. Namun, kecamuk bisa saja muncul, jika Anwar kembali melakukan manuver bersama pihak oposisi lainnya.

Baca Juga :  Disporapar Kalbar Terima Sertifikasi HAKI dari Kemenkumham untuk Inovasi Mbak Kepo

“Meski tak mendapat dukungan dari partai saat mau maju sebagai pengganti Mahatir, tetap saja Anwar masih memiliki gerakan oposisi yang bisa merepotkan pihak pemerintah,” terangnya.

Adapun, Pengamat Hubungan Internasional (HI) Universitas Fajar (Unifa), Andi Meganingratna mengungkapkan, politik Malaysia memang cukup sulit ditebak. Belakangan kondisinya cukup dinamis, yang membuat publik selalu bertanya-tanya.

“Sebelumnya sudah saya prediksi, kalau tidak ada jalan tengah antara Mahathir dan Anwar, maka satu-satunya jalan yaitu melakukan pemilu ulang atau raja menunjuk orang lain,” kata dia, malam tadi.

Rencana pelantikan Muhyiddin Yassin ini semakin memperkecil harapan Mahathir Mohamad untuk kembali berkuasa. Padahal sebelumnya, Mahathir mencalonkan dirinya kembali sebagai PM.

“Muhyiddin dan Mahathir itu kan sama-sama berasal dari Partai Bersatu. Tetapi Mahathir kurang sependapat karena Muhyiddin mau berkoalisi dengan partai oposisi,” paparnya.

Dengan ini, konflik di Malaysia belum menjamin bisa kembali stabil. Meski pun, sudah ada PM baru yang ditunjuk langsung oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.

“Muhyiddin ini kan berketurunan Bugis. Kemungkinan gaya kepemimpinannya bisa lebih mencerahkan. Tetapi kita masih akan melihat ke depan seperti apa,” tukasnya. (*)

Comment