Hadiri Syukuran Pentahbisan Pastor di Paroki Pandan, Ini Harapan Bupati Jarot

KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang, Jarot Winarno menghadiri malam syukuran pentahbisan Diakon Theobaldus Lusianus Kasino, Pr menjadi seorang imam di halaman gereja Paroki Keluarga Kudus Pandan, Rabu (20/11/2019).

Theobaldus Lusianus Kasino yang merupakan putra daerah Pandan ini ditahbiskan oleh Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap dalam sebuah misa khusus didampingi puluhan pastor dan disaksikan ribuan umat. Pastor Theobaldus Lusianus Kasino, Pr ditugaskan oleh Uskup Sintang untuk melayani umat Katolik di Paroki Peniung dan Bunut Nanga Kalis Kabupaten Kapuas Hulu.

Bupati Jarot di hadapan Uskup Sintang, pastor, suster dan umat yang memadati halaman Paroki Keluarga Kudus Pandan menyampaikan rasa bangganya dengan perjalanan rohani Pastor Theobaldus Lusianus Kasino sehingga bisa ditahbiskan sebagai seorang imam.

“Saya bangga juga dengan keluarga Pastor Theo yang sudah ikhlas dan mengijinkan anak muda ini menjadi seorang pastor. Soal keikhlasan keluarga ini, saya juga punya pengalaman. Yang mana keluarga saya di Muntilan Jawa Tengah, yakni tante saya, juga merupakan keluarga Katolik dan dua anaknya juga memilih menjadi seorang imam. Tinggal satu putra mereka yang tidak memilih menjadi seorang imam. Jadi saya memahami pengorbanan keluarga untuk melepas anaknya menjadi seorang imam. Jalan yang sudah ditempuh oleh Pastor Theo, saya harapkan bisa diikuti oleh anak-anak muda yang lain,” terang Bupati Sintang.

Baca Juga :  Masuki Masa Kampanye, Kapolsek Ambawang: Aman dan Kondusif

“Saat ini Pastor Theo masih ditugaskan Bapak Uskup di Nanga Kalis. Mudah-mudahan suatu saat nanti bisa melayani umat Katolik di Kabupaten Sintang, bahkan di Paroki Pandan ini. Karena Paroki Pandan ini sedang membangun gereja yang besar dan megah. Dan ini menambah persiapan pengembangan kawasan Sungai Ukoi sebagai kawasan kota baru, karena di sini sudah ada bandara, kantor BNPB, bahkan mungkin rencana Kantor Gubernur Kapuas Raya,” tukasnya.

Sementara Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap menyampaikan bahwa menjadi seorang imam memiliki tantangan yang sangat besar seperti tidak memiliki keturunan dan mengabdikan diri bagi Tuhan dan sesama sampai mati.

“Tidak banyak anak muda yang mau menjadi seorang imam sehingga saya sangat berterima kasih kepada keluarga besar Pastor Theo, khususnya orang tuanya yang sudah melepaskan anaknya untuk Tuhan dan umatnya. Saya juga melihat fenomena di mana banyak keluarga Katolik yang memiliki anak sedikit dan tidak mau melepaskan anak mereka untuk menjadi seorang imam,” terang Uskup Sintang.

Baca Juga :  Bupati Buka Musdat Dayak Ledang Nado Dedai

“Saya sering mendorong keluarga Katolik untuk memiliki paling sedikit 4 orang anak. Sehingga dua anak bias ikut keluarga dan dua anak untuk Tuhan. Saat ini, 50 persen imam diosesan di Kalimantan bukan berasal dari Kalimantan tetapi berasal dari Jawa dan Flores. Kita bersyukur mereka mau mengabadikan diri di Kalimantan. Lalu, pastor yang orang Kalimantan atau orang Dayaknya berapa. Jumlahnya sangat sedikit. Maka saya meminta tanggung jawab orang Dayak untuk menjadi imam,” tambah Uskup Sintang.

“Saat ini, di Keuskupan Sintang itu ada 1.018 stasi yang dilayani sekitar 60 imam. Tentu jumlah imam sangat kurang. Maka saya ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada keluarga yang sudah mau melepas anak-anak mereka untuk berkarya menjadi seorang imam. Saya juga berpesan kepada keluarga Katolik untuk tidak terlalu ketat dengan program keluarga berencana. Pikirkan masa depan umat Katolik,” pesan Uskup Sintang.

Pastor Theobaldus Lusianus Kasino mengambil semboyan pentahbisanya yakni sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu. Pastor Theo memang berasal dari Paroki Keluarga Kudus Pandan. Ia menamatkan pendidikan di SDN 4 Simpang Pandan, SMPN 03 Sungai Tebelian, SMKN 1 Sintang, S1 di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan S2 di Sekolah Tinggi Teologi Pastor Bonus Pontianak. (*/Sg)

Comment