Hadiri Pelantikan dan HUT IBI Ketapang, Martin Rantan Sebut Bidan Mitra Strategis Pemerintah

KalbarOnline, Ketapang – Bupati Ketapang, Martin Rantan berkesempatan menghadiri pelantikan pengurus cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Ketapang yang dilangsungkan di Hotel Borneo Emerald, Jumat (11/10/2019).

Acara yang dirangkai dengan peringatan HUT IBI ke-68 tahun itu turut dihadiri Wakil Bupati Ketapang, Suprapto, Ketua Tim Penggerak PKK Ketapang, Ny. Elysabet Betty Martin, Dandim 1203 Ketapang, perwakilan Polres Ketapang serta ratusan bidan yang tergabung dalam IBI Ketapang.

Dalam sambutannya, Bupati Martin menegaskan, bidan merupakan mitra strategis bagi pemerintah daerah dan ujung tombak pada garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Ia juga mengungkapkan, jumlah bidan yang ada di Ketapang saat ini sebanyak 775 orang. Dari jumlah sebanyak itu, beberapa di antaranya bekerja di intansi pemerintah, swasta maupun secara mandiri.

Martin turut menegaskan, pihaknya telah berupaya meningkatkan mutu pelayanan dengan membangun dan meingkatkan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan termasuk menambah tenaga kesehatan terutama di daerah pedalaman serta sarana penunjang lainnya.

Orang nomor wahid di Negeri Tanah Kayong (julukan Ketapang) itu turut memaparkan bahwa kesehatan masyarakat Kabupaten Ketapang menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdes) indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) sebagai bagian dari indeks pembangunan manusia (IPM) selain ekonomi pendidikan.

“IPKM Ketapang meningkat dari 0,4867 di tahun 2013 menjadi 0,5402 di tahun 2018. Oleh karenanya, IPKM Ketapang meningkat yang semula berada di urutan 10 pada tahun 2013 menjadi urutan 8 di tahun 2018 dari 14 Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat,” papar Bupati.

Selain itu, jelas Martin, IPM Ketapang saat ini sudah mencapai 66,41 atau masuk dalam kelompok menengah, ditambah harapan hidup bayi yang di lahir tahun 2018 telah mencapai 70,89 tahun.

Baca Juga :  PPNI Ketapang Dapat Gedung Sekretariat, Bupati Martin Rantan: Hadiah Ulang Tahun

“Namun di sisi lain, kita masih menghadapi tingginya angka kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Itu merefleksikan tantangan yang menuntut profesionalisme bidan dalam menjalankan tugas juga mencerminkan keinginan untuk mengoptimakan pelayanan kesehatan  yang diberikan kepada masyarakat,” jelasnya.

Martin turut membahas mengenai konsep 1000 hari pertama kehidupan, di mana kesehatan ibu dan bayi sudah disiapkan sejak awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun. Ia berujar, bila 1000 hari pertama kehidupan disiapkan dengan baik, maka periode krusial yang mentukan masa depan anak nantinya akan mencegah masalah kesehatan dalam jangka panjang seperti stunting.

“Juga mengurangi resiko terjadinya penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, gagal ginjal dan sebagainya,” ucapnya.

Ketua DPD Golkar Ketapang ini juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kabupaten Ketapang sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan program kesehatan yang bersifat lokal dan nasional seperti penanganan stunting. Di mana Ketapang menjadi salah satu daerah prioritas program jaminan persalinan (jampersal) bagi ibu melahirkan dari keluarga tidak mampu yang tidak memiliki jaminan kesehatan.

“Di mana bidan menjadi pelaksana utamanya, juga program lain seperti program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga (PIS-PK) dan lainnya,” tandasnya.

Sementara Ketua Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ketapang, Ernawati Nengsih mengaku pihaknya akan terus mewujudkan bidan yang profesional dan berstandar sesuai dengan visi misi IBI Ketapang. Dirinya turut mengungkapkan sejumlah prioritas IBI Ketapang dalam rangka membantu Pemkab Ketapang meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat.

Baca Juga :  Turunkan Angka Stunting Lewat Panca Karya Ketapang Sehat

“Nanti yang kita prioritaskan dalam organisasi seperti mempersatukan dan meningkatkan persaudaraan antar sesama bidan, meningkatkan pengetahuan berbasis kompetensi serta membantu Pemkab mewujudkan pembangunan kesehatan di Ketapang,” ungkapnya.

Ernawati menegaskan, keberadaan IBI di Ketapang juga memiliki peran penting terutama dalam segi kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak, dengan turut serta menangani persoalan kasus kematian ibu dan anak di antaranya dengan meningkatkan kompetensi bidan-bidan serta saling sharing antara bidan untuk berbagi ilmu dan pengalaman.

Kendati demikian, Ia mengakui upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan terhadap para bidan dilakukan secara bertahap seperti mengutus perwakilan beberapa bidan di wilayah kerja puskesmas masing-masing untuk mengikuti pelatihan termasuk pelatihan yang dilakukan bekerjasama dengan pihak Dinas Kesehatan Ketapang.

Dirinya juga berharap IBI Ketapang ke depannya dapat lebih maju baik dari sisi ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi masyarakat.

“Harapan saya ke depan IBI dapat lebih maju lagi baik dari segi ilmu pengetahuan para anggotanya dan bermanfaat bagi masyarakat banyak,” harapnya.

Di tempat yang sama, Ketua IBI Ketapang periode 2013-2018, Normus mengucapkan selamat kepada pengurus IBI periode 2018-2023 yang baru terpilih dan dilantik. Normus turut menyampai pesannya bahwa masih ada pekerjaan yang masih tertinggal di antaranya mengenai masalah pendidikan yang menyangkut SDM bagi para bidan.

“Apalagi sesuai Undang-undang Nomor 36 tahun 2019 Bidan bahwa pada tahun 2033 mendatang semuanya (bidan) minimal S1 untuk dapat membuat prakter mandiri pelayanan kebidananan, sedangkan saat ini masih banyak bidan yang masih D3,” katanya.

Hal tersebut menurutnya penting guna peningkatan SDM para bidan lantaran berhubungan erat dalam penanganan kasus-kasus berkaitan dengan tugas dan fungsi para bidan.

“Selain itu, pesan saya bidan jangan sampai ketinggalan isu-isu terkini, kemudian harus terus meningkatkan wawasan dengan ikut seminar-seminar yang dilaksanakan pihak-pihak terkait,” tandasnya.

Sebagai informasi, acara pelantikan pengurus IBI Ketapang sekaligus peringatan HUT IBI ke-68 itu mengusung tema ‘Bidan melindungi hak kesehatan reproduksi melalui pemberdayaan perempuan dan optimalisasi pelayanan kebidanan’. (Adi LC)

Comment