Puluhan Tahun Gelap Gulita, Warga SP 3 Batu Tanda Dambakan Listrik PLN

KalbarOnline, Ketapang – Lebih dari 150 Kepala Keluarga (KK) di SP 3 Batu Tanda mendambakan daerah mereka dialiri listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) lantaran sudah puluhan tahun wilayah mereka gelap gulita alias tak teraliri listrik negara. Ditambah lagi beban operasional listrik yang semakin berat dirasakan warga setempat lantaran rerata menggunakan genset pribadi yang tentunya menggunakan biaya yang cukup besar.

Kadus SP 3 Batu Tanda, Rizal firmansyah mengatakan, segala upaya telah dilakukan pihaknya untuk pengadaan listrik PLN di tempatnya. Ia mengaku telah kesekian kalinya dari pemerintah dusun dan pemerintah desa setempat serta para tokoh masyarakat berupaya mengajukan proposal listrik ke Camat Air Upas yang ditembuskan ke Bupati Ketapang serta diteruskan Manager area Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Puluhan Tahun Gelap Gulita, Warga SP 3 Batu Tanda Dambakan Listrik PLN 1

“Dua bulan yang lalu saya dan tokoh masyarakat SP 3 Batu Tanda telah membuat proposal pengajuan listrik ke Camat Air Upas, ditembuskan ke Bupati Ketapang dan diteruskan ke Menager area PLN Ketapang dan satu bulan yang lalu pihak PLN Air Upas telah melakukan survei ke SP 3, namun lagi-lagi sampai saat ini kita tidak mengetahui secara pasti kapan listrik masuk ke dusun kami,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (28/9/2019).

Rizal mengaku, sebelum ia menjabat sebagai Kadus, kadus yang lama dan tokoh masyarakat sebelumnya juga sudah berjuang agar listrik bisa mengalir di daerah mereka. Bahkan, kata dia, pihak PLN juga telah melakukan survei, namun sampai saat ini ia tidak mengetahui kenapa SP 3 tidak dialiri listrik.

Puluhan Tahun Gelap Gulita, Warga SP 3 Batu Tanda Dambakan Listrik PLN 2

“Kadus yang lama bersama masyarakat juga sudah berjuang agar SP 3 ini bisa teraliri listrik. Bahkan dulu PLN juga telah melakukan survei,” tuturnya.

Baca Juga :  YIARI Ketapang Lepasliarkan Orangutan dan Kukang di Gunung Tarak

Sementara tokoh masyarakat setempat, Yusuf Efendi mengaku kecewa lantaran sampai saat ini wilayahnya masih belum teraliri listrik. Padahal, kata dia, warga bersama pemerintah dusun dan desa setempat telah beberapa kali memperjuangkan agar listrik dapat masuk di wilayah tersebut.

Ia juga mengaku bahwa dirinya yang langsung mengikuti survei penentuan titik tiang listrik bersama Manager area PLN Ketapang pada tahun 2017 lalu, namun sampai saat ini belum ada realisasinya.

“Kita dari warga tidak henti-hentinya berjuang bahkan dari pemerintah dusun dan desa, kadus-kadus sebelumnya dan saya sendiri sempat mengikuti survei penentuan tiang listrik dan pembebasan lahan kala itu bersama Manager area PLN Ketapang, namun sampai saat ini tidak ada realisasinya,” ungkapnya kecewa.

Menurut Yusuf, jarak tiang listrik juga tak jauh hanya berkisar kurang lebih 1,6 kilometer dari Ibul Dusun Kalibambang menuju SP 3 Batu Tanda. Sementara di wilayah lain, bahkan kecamatan yang jaraknya jauh dari mesin, terang Yusuf, sudah teraliri listrik PLN.

Baca Juga :  Kirim Bantuan Sembako: Anggota Polsek Laur Terjun langsung ke Lokasi Banjir

“Tiang listrik saat ini menurut kami sangat dekat ketimbang dengan wilayah-wilayah lain, di mana tiang listrik saat ini ada di Ibul Dusun Kalibambang yang jaraknya ke SP 3 kurang lebih 1,6 kilometer, tetapi mengapa dusun kami ini tidak menjadi skala prioritas untuk listrik PLN. Dari jumlah penduduk kami sudah sangat layak, pembebasan lahan untuk tiang listrik sudah kami lakukan. Tentu dengan tidak adanya listrik di kampung kami ini sangat berdampak negatif pada kampung kami. Pertama, anak-anak kami di sini sulit untuk belajar di malam hari. Kedua, juga cukup mengganggu ekonomi kami, karena kami harus membeli bahan bakar genset setiap harinya. Ketiga, tentunya akan menjadi rawan kejahatan karena kampung kami gelap tanpa listrik,” imbuhnya.

Senada dengan Yusuf, tokoh adat sekaligus Demong Adat Dayak setempat, Benyamin Asiung mengaku kecewa kepada pemerintah dan pihak PLN lantaran daerah yang ditempatinya itu sampai saat ini belum dialiri listrik negara.

“Saya sangat kecewa dengan pemerintah dan pihak PLN karena jarak dari Ibul ke SP 3 itu cuma 1,6 kilometer, tapi mengapa tidak diteruskan sampai ke kampung kami untuk perluasan jaringan listriknya. Sebenarnya ada apa dengan SP 3 Batu Tanda ini. Pihak pemerintah kecamatan kemarin juga sempat berjanji bahwa di tahun 2019 ini, kampung kami akan dialiri listrik, namun sampai saat ini kami hanya menerima janji-janji saja,” lirihnya. (Goda)

Comment