Era Gadget, Bupati Muda Ajak Milenial Tumbuhkan Patriotisme dan Nasionalisme

KalbarOnline, Kubu Raya – Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan membuka Seminar Wawasan Kebangsaaan yang digelar Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kubu Raya di Gardenia Kubu Raya baru-baru ini.

Muda mengatakan, seminar kebangsaan perlu terus dilakukan. Bahkan di sekolah-sekolah di Kabupaten Kubu Raya melalui berbagai bentuknya yakni menyesuaikan era saat ini yang merupakan era digital milenial yang serba cepat.

“Sekolah-sekolah harus cepat dengan peka memahami situasi. Untuk mengantisipasi segala serangan-serangan yang mendistorsi rasa cinta terhadap daerah dan Indonesia,” katanya.

Menurut Muda, rasa kebanggaan terhadap negara harus dibangkitkan kembali. Ia mengingatkan para pelajar bahwa Kabupaten Kubu Raya juga terbentuk untuk Repulik Indonesia. Cara berpikirnya adalah kebangsaan dengan slogan ‘Dari Kubu Raya untuk Indonesia’. Tantangan generasi saat ini, tegas Muda, adalah teknologi dan informasi.

Baca Juga :  HKN ke-54, Wabup Hermanus Sebut RSUD Kubu Raya Akan Jadi Tempat Rujukan

“Sehingga generasi saat ini jauh berbeda dengan generasi yang belum tergantung pada teknologi dan informasi dan masih membutuhkan orang banyak atau ruang publik,” sebutnya.

Muda menjelaskan, sebagaimana pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara sebagai sebuah negara kebangsaan. Namun, ia menyayangkan saat ini rasa kebangsaan tersebut mengalami degradasi.

Baca Juga :  Pemkot Bandung Harap Pemkab Kubu Raya Segera Kembangkan Smart City

“Yang terjadi saat ini adanya tanda-tanda kemerosotan rasa, paham, dan semangat kebangsaan,” jelasnya.

Orang nomor wahid di Kubu Raya ini juga menjelaskan bahwa hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah indikasi. Seperti menonjolnya kepentingan kelompok dan golongan sendiri dengan mengorbankan kepentingan bangsa dan negara. Selain itu menguatnya kembali semangat primodialisme dan mengemukanya gejala pemaksaan kehendak mayoritas terhadap minoritas.

“Termasuk melunturnya budaya menghormati simbol negara, mencontoh budaya asing lalu menghujat budaya sendiri dan memudarnya asas satu wilayah nusantara,” jelasnya lagi.

Ia berharap kegiatan seminar wawasan kebangsaan dapat makin menumbuhkan rasa cinta terhadap Tanah Air dan jiwa patriotisme serta dan nasionalisme guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (ian)

Comment