Diguyur Hujan Deras, Ketapang Dikepung Banjir

KalbarOnline, Ketapang – Ketapang dikepung banjir. Sejumlah daerah di Ketapang, termasuk di dalam Kota Ketapang, tergenang banjir. Hujan deras yang mengguyur Ketapang beberapa hari terakhir menjadi penyebabnya. Namun untuk di Kota Ketapang, minimnya perhatian Pemda Ketapang terhadap drainase menjadi penyebabnya.

Sejumlah daerah di Ketapang yang tergenang banjir di antaranya di Kecamatan Jelai Hulu, Matan Hilir Selatan, Sungai Melayu Rayak, Nanga Tayap dan sejumlah daerah lainnya, termasuk juga di Kecamatan Delta Pawan. Banjir yang merendam sejumlah kecamatan ini, bahkan memutus akses jalan sehingga transportasi lumpuh total.

Banjir di kawasan Indotani Ketapang
Banjir di kawasan Indotani Ketapang (Foto: Adi LC)

Sementara di Kecamatan Delta Pawan atau di dalam Kota Ketapang, banjir mengepung hampir semua daerah. Di antaranya di Kelurahan Kantor, Kelurahan Tengah, Kelurahan Sampit, Kelurahan Sukaharja, Kelurahan Mulia Baru dan beberapa titik lainnya. Ketinggian air bervariasi, dari 20 hingga 50 centimeter.

Satu di antara warga Ketapang, Hartati Syamli mengeluhkan kurangnya perhatian Pemda Ketapang terhadap tata ruang Kota Ketapang, khususnya berkaitan dengan drainase. Drainase yang kurang terpelihara dituding sebagai penyebab banjir musiman ini.

Baca Juga :  Lolos ke Parlemen, Erpuat: Terima Kasih Warga Dapil 3 Ketapang

Dia mengatakan, kawasan dalam Kota Ketapang sudah masuk dalam kategori darurat banjir, khususnya di musim hujan. Sebab menurutnya banjir tidak hanya terjadi di satu lokasi, namun sudah merata hampir di setiap sudut kota.

“Ketapang ini sudah darurat banjir. Sudah saatnya drainase di dalam kota ditata dengan baik, karena drainase yang sekarang ini tidak terkoneksi dengan baik. Masyarakat selalu dijadikan tumbal setiap kali musim hujan datang,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, banjir yang menggenangi Kota Ketapang ini tidak lazim. Jika memang karena hujan deras, jika drainasenya berfunsi dengan baik pasti genangan akan cepat surut saat hujan sudah reda. Akan tetapi, banjir yang terjadi ini tidak demikian. Air menggenang sampai berjam-jam, bahkan bisa sampai berhari-hari.

“Daerah yang tidak pernah terkena banjir, saat ini ikut terkena,” ucapnya.

Oleh karena itu, dia berharap kepada Pemda Ketapang agar segera memperbaiki dan melakukan koneksi drainase dengan baik. Dia menegaskan, Kota Ketapang adalah wajah dari Kabupaten Ketapang. Jika di dalam kota saja tidak diperhatikan, bagaimana di daerah perhuluan.

Baca Juga :  Turun ke Jalan, Kapolres Ketapang Pimpin Gerakan Wajib Pakai Masker

“Kami sebagai masyarakat menginginkan Pemda serius menangani masalah ini, jangan dibiarkan berlarut-larut. Masyarakat yang selalu dikorbankan,” harapnya.

Sementara itu, banjir yang terjadi di berbagai kecamatan di Ketapang memutus akses transportasi masyarakat. Kendaraan warga tak bisa melintas karena ketinggian air ada yang mencapai 1 meter lebih.

Bagi kendaraan yang tetap ingin melintas, harus mengeluarkan biaya lebih untuk bisa melewati banjir. Untuk satu motor, warga dikenakan biaya Rp20 hingga Rp30 ribu untuk melewatu satu titik banjir.

Salah satu titik yang mengalami banjir dan memutus akses kendaraan adalah di kawasan Indotani, Kecamatan Matan Hilir Selatan. Di kawasan ini, ada beberapa titik banjir yang membuat jalan tak bisa dilewati. Kendaraan yang hendak melintas, khususnya sepeda motor harus digotong oleh empat orang.

Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Jelai Hulu-Tumbang Titi. Masyarakat yang hendak ke Tumbang Titi maupun sebaliknya, khusus sepeda motor, harus membayar biaya lebih mahal dari biasanya.

Jika bisanya hanya membayar Rp2 ribu untuk membayar meting, namun kali ini harus menbayar Rp20 ribu untuk dapat melewati banjir. Banjir di Ketapang bisa semakin tinggi jika curah hujan di Ketapang masih tinggi, terlebih lagi daerah yang berada di daerah rendah atau di bantaran sungai. (Adi LC)

Comment