PKK Trenggalek Puji Perempuan Desa Lulusan Akademi Paradigta Kubu Raya

KalbarOnline, Kubu Raya – Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengapresiasi kedatangan Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek, Novita Hardini Mochamad di Kabupaten Kubu Raya. Menurut Muda, kehadiran Novita beserta sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Trenggalek memberikan semangat tersendiri bagi pihak Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.

“Kita tentu akan berbagi pengalaman dan mungkin di sana juga ada best practice atau konsep-konsep yang perlu kita pelajari. Jadi saya yakin di Trenggalek juga banyak terobosan,” ujar Muda, Rabu (24/4/2019).

Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Novita Hardini Mochamad, mengaku takjub melihat para perempuan desa di Kubu Raya lulusan Akademi Paradigta yang menurutnya sangat percaya diri.

“Saya merasa tersadar dan bahagia sekali melihat para perempuan yang menjadi wisudawati ini. Dari cara berjalan, tatapan mata, aura wajah dan semuanya dari ujung kaki sampai kepala saya mengamati mereka sudah tampil dengan penuh rasa percaya diri,” ujar Novita saat diterima Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan di ruang kerjanya.

Baca Juga :  Perbedaan Pengambilan Data Kependudukan BPS Dengan Dukcapil

Bunda PAUD Kabupaten Trenggalek ini menyebut dirinya sangat jarang melihat perempuan desa yang tampil penuh percaya diri. Menurutnya, para perempuan desa peserta Akademi Paradigta Kubu Raya membuktikan keberhasilan dari upaya yang dilakukan di Kabupaten Kubu Raya melalui pendidikan perempuan.

“Di mana para perempuan dikembalikan esensinya menjadi perempuan seutuhnya yang percaya diri, berbahagia, dan berdaya,” ucap Istri pelaksana tugas Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin ini.

Baca Juga :  Pemkab Kubu Raya Harap Bosda Jadi Penunjang Peningkatan Prestasi

Novita mengatakan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Kubu Raya untuk mencari referensi guna mewujudkan rencana membangun sekolah perempuan di Trenggalek. Ia menjelaskan di Trenggalek pihaknya telah memulai rangkaian kerja terkait pembangunan sekolah perempuan.

“Ini bukan program melainkan movement. Jadi lebih berarti dari pada program. Jika suatu hari saya sudah tidak lagi menjadi istri pejabat publik, maka movement atau gerakan ini akan terus berjalan. Berbeda kalau ini program,” terangnya.

Novita menjelaskan dirinya berkeinginan membuat sebuah gerakan yang serupa akademi, namun dengan sentuhan khas sesuai kebutuhan di Kabupaten Trenggalek. Dirinya mengungkapkan sekolah perempuan yang digagasnya akan diluncurkan pada November mendatang.

“Selama beberapa bulan ini kita akan melatih mentor dan kader. Setelah itu membuat semacam testimoni untuk menguatkan peluncurannya nanti, agar tidak hanya angan tapi menjadi sebuah aksi nyata yang bisa kita tunjukkan ke masyarakat,” tuturnya. (ian/rio)

Comment