Potensi Pengembangan Ekonomi Syariah Cukup Menjanjikan, Ria Norsan : Ini Kesempatan

Ekonomi Syariah Berikan Kesejahteraan Bagi Masyarakat

KalbarOnline, Pontianak – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan mengatakan ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang didasarkan oleh nilai-nilai Islam.

Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme maupun negara (Welfare state). Berbeda dari sistem kapitalisme, sistem ekonomi Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin dan melarang penumpukan kekayaan.

“Ekonomi dalam berdasarkan Islam nerupakan tuntutan kehidupan sekaligus pertimbangan yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi etika dan moral syariah Islam. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Ekonomi Syariah menekankan empat sifat, di antaranya, kesatuan, keseimbangan, kebebasan dan tanggung jawab,” ujar Ria Norsan, saat memberikan sambutannya dalam acara memperingati Hari Lahir Ekonomi Islam III dalam perlombaan esai nasional di Aula Prof Syamsudin Djamat, SE, M.Sc di FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Tanjungpura Pontianak, Minggu (21/4/2019).

Orang nomor dua di Bumi Tanjungpura ini mengatakan, ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan didunia. Nilai Islam buka semata-mata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai tujuan agama (falah).

Baca Juga :  Kembangkan Potensi Desa Kreatif dan Wisata Temajuk, Disporapar Kalbar Gelar Pelatihan Pembuatan Souvenir Bahari

“Ekonomi Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari bangsa,” jelasnya.

Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia juga telah melaksanakan perekonomian syariah. Pemerintah Indonesia sejak 2015 telah mengembangkan ekonomi syariah dan tidak sia-sia saat ini. Indonesia merupakan negara nomor satu dalam perbankan syariah dan nomor satu dalam usaha halal.

“Hal ini merupakan suatu motivasi agar kita bisa mengembangkan perekonomian syariah yang merupakan salah satu alternatif dari perekonomian kapital yang dilaksanakan oleh negara-negara seluruh dunia,” tukasnya.

“Perekonomian syariah ini jugalah yang membuat lima tahun ini negara Indonesia masuk dalam salah satu negara perekonomian tererkuat di dunia dan Asia,” timpalnya.

Mantan Bupati Mempawah ini juga mengatakan, pemerintah telah berkomitmen dengan kebijakan ekonomi syariah. Komitmen pemerintah ini diwujudkan dengan dibentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah yang diatur dalam Perataturan Presiden Nomor 91 tahun 2016 dan telah diwujudkan dalam roadmap kebijakan ekonomi syariah.

Baca Juga :  Dewan Syuro PKB Instruksikan Seluruh Elemen Partai Sosialisasikan Sutarmidji di Semua Daerah Kalbar

Pemerintah Indonesia, kata dia, memandang bahwa pengembangan ekonomi keuangan syariah dibutuhkan untuk memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini dilandaskan pada potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang cukup menjanjikan.

“Oleh sebab itu, hal ini merupakan kesempatan yang terbaik bagi para kaum muda dalam mengembangkan jiwa kewirausahawan dengan berlandaskan ekonomi syariah,” jelasnya.

Saat ini dunia telah memasuki Revolusi Industri 4.0, dunia teknologi dan informatika tanpa batas, yang perubahannya per sekian detik. Selanjutnya, untuk merespons perubahan pada era Industri 4.0, pemerintah telah bersiap dengan merancang peta jalan (roadmap) berjudul Making Indonesia 4.0. sebagai strategi Indonesia memasuki era digital saat ini.

Making Indonesia 4.0 saat ini menetapkan arah yang jelas bagi masa depan industri nasional. Negara berketetapan untuk fokus pada pongembangan lima sektor manufaktur yang akan menjadi porcontohan, serta menjalankan 10 inisiatif nasional untuk memperkuat struktur perindustrian Indonesia, termasuk inisiatif untuk memperkuat struktur perindustrian Indonesia termasuk inisiatif mempersiapkan tenaga kerja yang andal serta keterampilan khusus untuk ponguasaan teknologi terkini.

Presiden Joko Widodo juga mongungkapkan bahwa pemerintah telah mengelompokkan lima industri utama yang disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0. Lima industri yang jadi fokus implementasi industri 4.0 di Indonesia yaitu industri makanan dan minum, tekstil, otomotif, elektornik dan kimia.

“Kelima industri tersebut ditetapkan menjadi tulang punggung guna meningkanka daya saing. Lima sektor ini menjadi penyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru berbasis teknologi,” pungkasnya. (*/Fai)

Comment