Muda Dorong Putra-Putri Kubu Raya Jadi Pelopor Pariwisata

Pemilihan Putra Putri Pariwisata Kubu Raya

KalbarOnline, Kubu Raya – Maliki Dwi Ibrahim dan Dian Amelia Gidanti sukses menjadi Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya tahun 2019. Wakil Kecamatan Sungai Raya 3 dan Sungai Kakap 2 ini berhasil menyisihkan 22 kontestan lainnya pada Malam Grand Final Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya  2019 yang digelar di Gardenia Kubu Raya.

Keduanya pun berhak mengenakan selempang Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya 2019 yang dipasangkan langsung Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan.

Tampil sebagai Runner-up 1 dan 2 Putra Pariwisata yakni Jeffry Yessaya Sitompul (Sungai Raya 1) dan Muhammad Hakiki (Sungai Kakap 3). Adapun Runner-up 1 dan 2 Putri Pariwisata yakni Maria Susanti Deti (Sungai Raya 4) dan Dinda Adriana Putri (Sungai Kakap 4).

“Ada kebanggaan kita bersama terhadap banyaknya prestasi dari putra-putri Kubu Raya selama ini, baik di tingkat nasional bahkan dunia. Termasuk Putri Indonesia Pariwisata 2018, Wilda Situngkir, yang merupakan alumni dari kontes Putra-Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya. Wilda ini hingga mewakili Indonesia dalam kontes Miss Supranational 2018 di Polandia,” kata Bupati Muda Mahendrawan dalam sambutannya, Jumat (1/3/2019) malam.

Muda mengapresiasi banyaknya ide dan gagasan kreatif dari berbagai pihak untuk memajukan Kabupaten Kubu Raya. Termasuk di sektor ekonomi kreatif, yang menurutnya akan hidup dan berkembang jika putra-putri Kabupaten Kubu Raya terus bersemangat dalam kreativitas. Ia menyatakan keharmonisan di tengah keragaman yang ada di Kubu Raya menjadi bukti bagi dunia luar bahwa aset terbesar di Kubu Raya adalah keberagaman.

“Ini menjadi modal sosial yang tinggi dan akan menjadi aset bagi kita di sektor pariwisata. Ini memberikan sebuah keyakinan bahwa Kubu Raya penuh keberagaman dan persaudaraan. Hal ini akan sangat bermakna bagi setiap orang yang berkunjung ke Kubu Raya,” tuturnya.

Muda berharap para peserta kontes putra-putri pariwisata terus bersemangat dan belajar agar dapat menjadi pelopor-pelopor pariwisata. Sekaligus mampu mengembangkannya terutama di era digital saat ini, di mana peluang besar terbuka bagi Kabupaten Kubu Raya yang memiliki keuntungan akses geografis dan budaya yang sangat potensial.

“Itu semua potensi luar biasa yang dapat kita banggakan dan bisa untuk mendatangkan banyak orang ke daerah Kubu Raya,” ucapnya.

Muda memuji penyelenggaraan pemilihan putra-putri pariwisata yang menurutnya semakin baik dari tahun ke tahun. Dirinya berharap kontes tak hanya menjadi sebuah seremoni, namun mampu membangkitkan masyarakat khususnya kaum muda untuk bergerak massif menjadi pelopor pariwisata daerah.

Baca Juga :  Pemkab Kubu Raya Tekankan Pengelolaan Aset Harus Tertib

“Ini dampaknya bisa menjadi magnet dan berkreasi, artinya banyak gagasan, atraksi kegiatan yang bisa dilahirkan menjadi magnet wisata Kubu Raya. Di mana kita punya potensi karena akses dan geografis serta budaya yang beragam,” sebutnya.

Terkait peluncuran motif khas batik terbaru Kubu Raya bertajuk “Gelombang Muare Reborn” yang dilaksanakan serangkai dengan pemilihan duta pariwisata, Muda Mahendrawan menyatakan karya tersebut sebagai sebuah kebanggaan daerah. Motif khas tersebut, menurutnya, juga menjadi identitas daerah.

“Ada filosinya di situ dan jati diri yang mana kita warga dan masyarakat Kubu Raya tetap harus membawa akar budaya daerah yang kita banggakan,” ujarnya.

Menurut Muda, berbagai karya seni hasil produk budaya yang ada merupakan aktualisasi seni budaya yang terambil dari akar budaya keberagaman di Kubu Raya. Aset tersebut menjadi massif dan membumi di masyarakat sehingga muncul kebanggaan dan rasa memiliki terhadap daerah sendiri.

“Ini positif untuk menggelindingkan promosi Kubu Raya. Termasuk motif batik khas terbaru, ini adalah sebuah ide dan kreativitas dari anak-anak Kubu Raya. Mudah-mudahan bisa menjadi motif khas yang menjadi kebanggaan dan disosialisasikan ke masyarakat. Mulai Aparatur Sipil Negara sampai masyarakat  bisa mengakses  dan nantinya menggunakan sebagai motif khas yang dibawa kemana-mana,” pungkasnya.

Sementara Maliki Dwi Ibrahim dan Dian Amelia Gidanti kompak mengaku tidak menyangka terpilih sebagai Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya 2019. Keduanya menyebut persaingan didalam kontes pemilihan berlangsung sangat ketat. Selain kualitas peserta yang dinilai merata, sejumlah tahapan yang ditetapkan panitia juga sangat menguras kemampuan.

“Kaget sekaligus senang tentunya. Ini kontes pemilihan yang sangat berbobot. Karena itu sejak awal kami hanya berusaha mengikuti setiap tahapan dengan sebaik-baiknya,” ucap Maliki.

Adapun Dian Amelia mengaku tertarik mengikuti kontes pemilihan karena termotivasi untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang dilihatnya sangat banyak di Kabupaten Kubu Raya.

“Awalnya karena melihat ada banyak potensi wisata yang bisa dioptimalkan di Kubu Raya. Sehingga saya bercita-cita bisa ikut membantu mengenalkan dan mempromosikan berbagai destinasi dan potensi wisata yang ada di daerah sendiri,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kubu Raya, Cicilia Tri Agustina, mengatakan  pengembangan sektor pariwisata menjadi salah satu program wajib yang ditekankan Presiden RI Joko Widodo.

Karena itu, para peserta kontes putra-putri pariwisata dituntut mampu menjadi perantara dan corong informasi dari ragam potensi wisata yang ada di Kabupaten kubu Raya. Ia mengungkapkan pemilihan putra-putri pariwisata Kabupaten Kubu Raya dilakukan dengan merujuk kepada standar nasional.

Baca Juga :  Kubu Raya Akan Terima 792 Vial Vaksin Covid di Tahap Pertama

“Ada psikotes dan tes presentasi potensi wisata kecamatan asal peserta, beauty class, pembekalan materi dari dewan juri, tes uji bakat, kemampuan bahasa Inggris, dan pelajaran etika dan tata krama,“ paparnya.

Cicilia mengatakan selain pemilihan Putra-Putri Pariwisata, dewan juri juga memilih Putra-Putri Berbakat, Putra-Putri Intelegensia, dan Putra-Putri The Best Costume.

“Putra Berbakat yakni Wendi asal Terentang, Putra Intelegensia Evodius Joshua dari Sungai Ambawang, dan Putra The Best Costume Donny Saputra dari Teluk Pakedai. Untuk Putri Berbakat Vironika Puspita Reni dari Batu Ampar, Putri Intelegensia Mardiana Kurniasih asal Rasau Jaya 4, dan Putri The Best Cotume Nabila Rafina dari Kubu,” pungkasnya.

Di kesempatan yang sama Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Kubu Raya mengenalkan motif khas Kubu Raya terbaru. Motif bernama Gelombang Muare Reborn ini diluncurkan secara resmi pada Malam Grand Final Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya akhir pekan lalu di Gardenia Kubu Raya.

Ketua Dekranasda Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan, mengatakan motif terbaru ini merupakan modifikasi dari motif Gelombang Muare yang pernah diluncurkan pada tahun 2012 silam.

“Karena itu diberi tambahan ‘reborn’ yang berarti terlahir kembali. Semangat lahir kembali inilah yang akan memberi motivasi dan semangat baru untuk menuju Kubu Raya yang lebih baik lagi,” jelasnya.

Rosalina mengungkapkan pihaknya telah meluncurkan beberapa motif khas Kubu Raya. Di antaranya motif Layar Meretas, Gelombang Muare, Kelambu Raje, dan Harmoni Serampai. Terkait hal itu, dirinya berharap seluruh Organisasi Perangkat Daerah dan instansi lainnya di Kubu Raya tetap komit menggunakan motif-motif khas Kubu Raya tersebut di antaranya sebagai seragam kantor.

“OPD yang menganggarkan belanja baju batik agar dapat membeli motif-motif khas Kubu Raya,” ujarnya.

Rosalina menerangkan motif Gelombang Muare mengacu pada fakta di mana Kubu Raya merupakan wilayah perairan dan beberapa muara sungai. Sehingga hal itu direpresentasikan pada bagian motif dasar yang berbentuk gelombang dan saling mengisi satu sama lain. Termasuk gambaran bunga candelia candel SP dan motif ragam ukir melayu yang terinspirasi dari akar mangrove.

“Sedangkan pada bagian kaki terdapat motif kapal layar, benteng, padi dan jagung, serta ukiran melayu yang bermakna semangat kita untuk terus maju dan berlari lebih kencang serta berproses lebih cepat menuju Kubu Raya yang terdepan dan berkualitas,” terangnya.

Rosalina mengungkapkan rencana jenis produksi akan meliputi tenun, batik tulis, dan printing dengan kualitas dan harga berbeda-beda. Dirinya menyatakan Gelombang Muare Reborn tidak disebut sebagai motif batik Kubu Raya.

“Kita menyebutnya motif khas Kubu Raya. Karena motif-motif khas ini bisa diaplikasikan dalam bentuk kain batik dan bentuk-bentuk lainnya seperti kerajinan, ornamen gedung, dan sebagainya,” tuturnya.

Menurut Rosalina, kehadiran motif khas Gelombang Muare Reborn menambah lagi khazanah seni budaya Kabupaten Kubu Raya sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas.

“Sehingga motif Kubu Raya bisa dikenal tidak hanya di Kabupaten Kubu Raya tapi juga di luar wilayah Kubu Raya,” harapnya. (ian/rio)

Comment