Aktivitas PETI di Sekadau Kembali Marak, Aparat Tutup Mata?

KalbarOnline, Sekadau – Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Sekadau kembali marak. Aktivitas penambangan illegal ini kontras terlihat di Desa Sungai Ayak I, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau.

Berdasarkan pantauan awak media pada Sabtu (23/2/2019) kemarin, ratusan set mesin tampak bebas beroperasi di atas Sungai Kapuas dengan menggunakan rakit.

Aktivitas PETI di Sekadau Kembali Marak, Aparat Tutup Mata? 1

Anehnya, aparat setempat seperti tutup mata. Pasalnya lokasi aktivitas PETI tersebut tak jauh dari kantor Polsek Belitang Hilir jajaran Polres Sekadau.

Padahal di pelbagai kesempatan, Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono selalu menegaskan bahwa kebijakan dan obsesinya memimpin Polda Kalbar adalah mewujudkan Kalbar zero ilegal dan zero toleransi.

“Catat, obsesi saya adalah zero ilegal dan zero toleransi,” tegas Kapolda Kalbar.

Baca Juga :  Buka RAT CU Nyai Anta 2018, Bupati Rupinus Minta Pengurus dan Anggota Berperan Aktif

Hal tersebut lantas dinilai hanya sekedar semboyan belaka, sebab tak berbanding lurus dengan kinerja jajarannya.

Selain mencemari sungai, aktivitas PETI ini juga sangat mengganggu lalu lintas angkutan air Sungai Kapuas. Hal inilah yang dikeluhkan oleh warga.

Salah seorang warga setempat yang enggan diberitakan identitasnya mengatakan bahwa PETI di daerah tersebut kembali beroperasi kurang lebih sudah 5 bulan. Namun, lanjut dia, tak pernah ada penindakan dari aparat padahal kantor Polsek Belitang Hilir tak jauh dari lokasi aktivitas PETI itu.

“PETI disini sudah 5 bulan ini kembali beroperasi, tapi tak pernah ada penindakan dari aparat, padahal kantor Polsek Belitang Hilir tak jauh dari sini,” ujarnya.

Baca Juga :  Merasa Dibesarkan Demokrat, Rupinus Harap Kembali Diusung di Pilkada 2020

Sementara salah seorang warga lainnya yang juga enggan disebutkan namanya ini, turut mengeluhkan hal yang sama. Aktivitas PETI tersebut, lanjut dia, seolah-olah ada yang membekingi. Karena, kata dia, setiap ada aparat ke lokasi, aktivitas PETI pun berhenti. Namun selang beberapa hari, PETI kembali beroperasi.

“Warga pekerja PETI tersebut seperti ada kerjasama dengan Polres Sekadau. Menurut informasi yang saya dengar, mereka (pekerja PETI) ada bayar uang keamanan kepada Polres Sekadau, dengar-dengar Rp500 ribu hingga Rp1 juta,” kata dia.

Warga tersebut menyebut jika operasi PETI ini disampaikan ke Polsek maupun Polres Sekadau akan percuma, sebab informasi tersebut akan bocor terlebih dulu. Untuk itu warga tersebut meminta untuk menginformasikan langsung ke Polda Kalbar ataupun Mabes Polri untuk melakukan penertiban diam-diam.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kepolisian mengenai aktivitas PETI tersebut. (Tim)

Comment