Buka Daerah Terisolir, Sutarmidji Percepat Pembangunan Infrastruktur

KalbarOnline, Pontianak – Masih banyaknya jalan-jalan yang sama sekali belum tersentuh oleh Pemerintah ditambah masih banyaknya daerah-daerah yang terisolir, membuat Gubernur Kalbar, Sutarmidji semakin tertantang menjalankan roda pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat.

Seperti diketahui bahwa Gubernur yang memiliki jargon ‘Kalbar Baru Untuk Semua’ ini memiliki visi ‘Kalbar Maju’ yang misinya adalah mempercepat perbaikan dan pemerataan pembangunan infrastruktur hingga daerah-daerah pelosok di seluruh Kalimantan Barat.

Hal ini tentu sangat menguntungkan masyarakat Kalbar. Akses transportasi ke daerah-daerah pedalaman otomatis menjadi lancar yang akan bermuara pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatnya pendapatan masyarakat.

“Jalan yang sama sekali sampai saat ini belum tersentuh atau masih jalan tanah, banyak sekali, tidak terhitung jumlahnya. Tapi yang utama itu ada 12 ruas jalan, paling banyak di Sintang dan Melawi,” ujarnya saat diwawancarai usai Musrenbang penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalbar tahun 2018-2023, di Hotel Grand Mahkota, Jalan Sidas, Jumat (14/12/2018).

Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini menuturkan selain membangun jalan untuk membuka daerah terisolir pihaknya juga akan membangun jembatan.

“Kalau daerah lain untuk membuka keterisoliran itu kita juga akan bangun jembatan. Sebenarnya dengan satu jembatan saja dibangun misalnya investasi Rp9 miliar, artinya kita sudah membuka satu kawasan yang ribuan hektar, secara otomatis nilai jual lahan setempat akan meningkat 3-4 kali lipat. Tentunya akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga :  Volume Sampah di Pontianak Melonjak 50 persen di Hari Lebaran

Memang, diakuinya, jalan-jalan yang baru disentuh Pemerintah Provinsi Kalbar sampai saat ini belum memadai lantaran jalannya yang panjang sekitar 60 kilo-100 kilo.

“Itu bukan jalan perbaikan kualitas, tapi memang baru disentuh, jalannya seperti bubur, itu harus perkerasan dulu, harus peninggian dan baru pengaspalan. Rata-rata baru kita sentuh antara 10-15 kilo, tapi saya yakin masa pemerintahan saya itu selesai semuanya,” tukasnya.

Sutarmidji menyebutkan 12 ruas jalan itu prioritas itu diantaranya di Sintang, Melawi, Kapuas Hulu dan Ketapang dengan panjang kurang lebih 500 kilometer. Termasuk jalur yang akan mempercepat Sukadana, Kayong Utara ke Pontianak yang kurang lebih 40 kilo.

“12 ruas jalan ini prioritas, itu panjangnya kurang lebih 500 kilometer. Sudah termasuk jalur yang akan mempercepat dari Kayong Utara ke Pontianak kurang lebih 40 kilometer. Kalau itu bisa selesai, bisa menghemat waktu lebih dari 3 jam dari Kayong Utara ke Pontianak,” sebutnya.

Baca Juga :  1 Tahun Pemilu Serentak, KPU Kapuas Hulu Selenggarakan Pagelaran Seni Budaya

Diketahui bahwa dari total Rp5,9 triliun APBD Kalbar 2019, pihaknya mengalokasikan dana untuk infrasktruktur jalan sebesar Rp1 triliun dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp600 miliar.

Orang nomor satu di Kalbar ini menjelaskan bahwa membuka keterisolasian itu, bukan membuka ruas jalan baru, melainkan membangun jalan yang sebelumnya hanya jalan tanah dan apabila musim hujan akan sulit dilewati.

“Jalannya sudah ada, tapi dibiarkan jalan tanah. Kalau hujan, bukan orang yang naik motor, tapi orang ‘ngangkut motor’,” jelasnya.

Gubernur yang akrab disapa Bang Midji ini turut menjelaskan bahwa 12 ruas jalan prioritas tersebut, tidak termasuk dengan pembukaan daerah keterisolasian. Membuka daerah terisolir ini, pihaknya akan melakukan melalui Bakti TNI dengan skala besar. Midji menyebut Pemprov Kalbar telah menyiapkan anggaran sebesar Rp20 miliar di luar anggaran infrastruktur sebesar Rp1 triliun.

“Daerah terisolir ini sangat banyak, diantaranya Sanggau, nantinya akan terkoneksi antara Sanggau, Ketapang, Kubu Raya dan Mempawah,” ujarnya.

Sebelumnya pada konsultasi publik (RPJMD) Kalbar tahun 2019-2023 di Pendopo Gubernur Kalbar, 4 Oktober lalu Sutarmidji mengatakan bahwa dirinya memporsikan lebih dari 20 persen anggaran untuk pembangunan infrastruktur. “Sekarang sudah lebih dari 20 persen. Artinya meningkat dari sebelumnya yang hanya 14 persen. Ini penting, hasil akhirnya adalah percepatan pertumbuhan meningkat, nilai tukar petani (NTP) meningkat. Itu penting, orang selama ini tak bicara soal NTP. Kemudian meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari daerah pinggiran langsung ke pusat daerah di setiap masing-masing kabupaten dan kota yang ada di Kalbar,” pungkasnya. (Fat)

Comment