PLTBm Pertama di Kalbar Produksi 15 Megawatt, Sutarmidji: Jawab Kebutuhan Listrik

KalbarOnline, Mempawah – Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro bersama Gubernur Kalbar, Sutarmdiji meresmikan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Siantan yang berkapasitas 15 Megawatt (MW) di Kabupaten Mempawah, Kalbar, Senin (24/9/2018).

PLTBm pertama di Kalbar ini menggunakan bahan bakar dari energi baru terbarukan seperti cangkang kelapa sawit dan kayu, sekam, padi, tongkol jagung, ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lainnya.

“Ini PLTBm yang dihasilkan tidak kecil, listrik ini mencapai 15 Megawatt (MW). Jadi ini artinya bisa memparbaiki dan memperkuat pasokan listrik yang ada di Kalbar,” kata Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro usai resmikan PLTBm Siantan.

Dikatakannya, dengan adanya pembangkit listrik tersebut bisa menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kalbar.

“Untuk para investor yang ada dibenak pikirannya pastinya infrastruktur terutama listrik, mereka ingin adanya kepastian baik pasokan dan kualitas listrik tersebut yang ada di daerah kalbar. Ini menjadi peran penting bagi investor,” tuturnya.

Baca Juga :  Serahkan Berkas Dukungan ke KPU, Rahmad Satria – Ridwan Optimis Menangkan Pilbup Mempawah 2018

Listrik yang dihasilkan PLTBm Siantan ini, nantinya akan disalurkan melalui jaringan 20 Kilo Volt (KV) milik PLN sepanjang 5,6 kilometer sirkuit (kms) dari titik interkoneksi Gardu Induk (GI) Siantan ke sistem Singkawang, Pemangkat, Sambas dan Bengkayang, dengan daya mampu rata-rata 341 MW dan beban puncak rata-rata mencapai 294 MW.

Sementara Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengatakan dengan adanya PLTB mini untuk mempercepat kebutuhan listrik di masyarakat Kalbar dan membuat investor menarik di daerah Kalbar karena insfrastukturnya sudah semakin baik.

“Listrik kebutuhan dasar untuk semua, sehingga investasi di Kalbar bisa berkembang,” kata Sutarmidji.

Baca Juga :  Maju di Pilbup Mempawah Melalui Jalur Perseorangan, Rahmad Satria Siap Lepas Jabatan Ketua DPRD

Dirinya mengambil contoh untuk kebutuhan listrik di Kota Pontianak saat ia menjabat sebagai Wali Kota Pontianak, dimana para pengusaha perhotelan di Kota Pontianak mengeluh kepadanya masih sering terjadinya pemadaman listrik.

“Di Pontianak itu ya, hotel-hotel mengeluh kepada saya masih adanya byarpet (pemadaman listrik) sehingga menganggu operasional mereka. Terkadang mereka gunakan gensetnya itu juga menambah, maka dengan adanya PLTBm tidak ada byarpet lagi,” pungkasnya.

Tantangan dalam penyediaan listrik di daerah pedalaman adalah pemilihan sumber energi, mengingat tidak semua pembangkit listrik dapat bekerja secara optimal di wilayah pedalaman.

Salah satu kriteria utama untuk pembangkit listrik di area ini adalah kemampuan untuk mengalirkan listrik secara stabil selama 24 jam (base-load). Jenis sumber energi yang dapar secara kompetitif mengalirkan listrik secara keberlangsungan adalah hidro, panas bumi dan bio-energi, termasuk biogas dan biomassa.

Besar harapan keseimbangan suplai energi terbarukan sebagai energi utama dengan target 23 persen pada tahun 2025 dan meningkat hingga 31 persen pada tahun 2050 mendatang. (*/Fai)

Comment