Categories: Pontianak

Kalbar Darurat Asap, Siapa Penyebab Dibalik Karhutla?

KalbarOnline, Pontianak – Kalbar darurat asap. Berdasarkan hasil pemantauan terbaru titik api berdasarkan data pengelolaan LAPAN menunjukkan angka yang cukup signifikan yaitu 1.075 titik. Lima kabupaten penyumbang titik api terbesar berdasarkan urutan, Sanggau, Landak, Kubu Raya, Ketapang dan Sintang.

Asap tersebut merupakan dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang jelas sangat mengganggu aktivitas masyarakat, sehingga pemerintah harus segera mencarikan solusi.

Karhutla di Kalbar juga telah memakan korban, dimana seorang bocah di Kabupaten Melawi meninggal dunia setelah mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya akibat kebakaran lahan yang menyambar pondok kebun ayahnya.

Baca: Bocah 7 Tahun di Kabupaten Melawi Meninggal Akibat Karhutla

Baca: Dewan Minta Polisi Usut Tuntas Karhutla di PT Prana Indah Gemilang

Permasalahan karhutla juga kerap dikaitkan dengan aktivitas berladang berpindah, yang dilakukan oleh sebagian masyarakat untuk mengusahakan pertanian tanaman pangan. Padahal, berdasarkan analisa, kemampuan masyarakat dalam mengelola lahan pertanian di Kalbar, luas satu hektar sudah dikategorikan luar biasa. Jadi, kalau pun ada masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar, maka skalanya terbilang kecil.

Artinya, kecil kemungkinan karhutla ini disebabkan aktivitas berladang masyarakat.

“Hingga detik ini belum ada penjelasan resmi dari aparat pemerintah terkait dengan persoalan kebakaran lahan ini. Sehingga saat ini kita pun bertanya-tanya, lahan yang terbakar itu milik siapa? Terbakar sendiri atau dibakar secara sengaja,” kata Pengamat sosial dari Forum Diskusi Era Baru (Fordeb), Beni Sulastiyo.

Beni mengatakan, kebakaran hutan dan lahan itu sebenarnya sudah terjadi sejak dua minggu yang lalu. Namun, jumlah titik api tak sebanyak saat ini. Sementara Kapolri telah menginstruksikan untuk mengusut kemungkinan adanya tindak pidana di balik kejadian kebakaran hutan dan lahan.

“Bahkan instruksi tersebut diikuti juga dengan diturunkannya puluhan penyidik Polri ke daerah-daerah tempat di mana kebakaran lahan dan hutan terjadi. Tapi bukannya berkurang, jumlah titik panas di Kalbar malah justru bertambah,” ujarnya.

“Apakah itu berarti instruksi Kapolri tak diindahkan oleh bawahnya? Atau ada oknum yang bermain di belakang ini?. Kita tak tahu, karena hingga saat ini belum ada keterangan resmi hasil penyelidikan dari tim khusus yang diturunkan oleh Kapolri dan belum ada pula informasi tentang penyebab, pemilik lahan, dan atau pelaku di balik terjadinya kebakaran yang membuat kita terpaksa menghirup asap ini,” tukasnya.

Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa BNPB sudah mengerahkan sebanyak empat helikopter untuk mendukung pengendalian Karhutla di Kalbar, tiga helikopter jenis Bell untuk melakukan water bombing.

“Kemudian satu helikopter jenis Bolco untuk melakukan water bombing dan patroli, rencana BNPB akan menambahkan dua helikopter lagi untuk pengendalian karhutla di Kalbar,” katanya.

Meski upaya pemadaman terus dilakukan, namun kata dia, di lapangan jumlah yang membakar lebih banyak.

“Sehingga harus terus ditingkatkan patroli dan pencegahan karhutla,” katanya.

Dari pantauan satelit Modis pada Rabu pagi, Kalbar menjadi wilayah dengan titik panas akibat kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Menurut Sutopo, titik panas tersebut bermunculan pada sepekan belakangan.

“Sudah seminggu lebih, terlihat banyak titik panas akibat Karhutla di Kalbar karena disengaja,” kata dia.

Sementara Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono menegaskan 90 persen kebakaran hutan dan lahan dilakukan oleh manusia.

“Tolong sampaikan ini sangat berbahaya terutama untuk lingkungan hidup dan kesehatan,” ujar dia.

“Apalagi sudah ada kejadian di Melawi. Karena membakar lahan di sekitar tempat tinggal, lalu dibiarkan, terhirup asap yang mengandung karbondioksida dan monodioksida sehingga pingsan dan terbakar ketiga-tiganya. Dua orang bisa diselamatkan, satu orang gak bisa diselamatkan,” jelasnya.

Kapolda mengimbau masyarakat untuk sama-sama mengawasi dan menjaga lingkungan sekitar dari potensi-potensi karhutla. Masyarakat diharapkan tidak buka lahan dengan cara membakar. Pasalnya tanpa disadari, keteledoran tidak mengawasi lahan bisa berakibat sebaran wilayah terbakar yang kian luas.

“Tolong ini. Karena bagaimanapun kita punya kehidupan bersama. Aktivitas membakar lahan itu banyak dampak negatifnya daripada positifnya,” tandasnya. (Fai)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Terpilih Aklamasi, Daniel Tangkau Lanjut Pimpin Ikadin Kalbar 2024 – 2028

KalbarOnline, Pontianak – Daniel Edward Tangkau kembali terpilih sebagai Ketua Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) Provinsi…

9 hours ago

Ramai-ramai Kritik Hasyim Asy’ari, Statemen Caleg Terpilih Boleh Nyalon Pilkada Bisa Jadi Problem Demokrasi dan Konstitusional

KalbarOnline, Nasional - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengkritik argumentasi Ketua KPU RI, Hasyim…

9 hours ago

Link Berita Soal Laporan Korupsi ke Kejati Kalbar Mendadak Hilang, Muncul Kode 404

KalbarOnline, Pontianak - Belakangan ini publik dihebohkan dengan laporan dugaan korupsi program Bantuan Stimulan Perumahan…

1 day ago

Pelajar SMKN 01 Sintang Jawab Tantangan Rita, Buat Mobil Listrik Dalam 30 Hari

KalbarOnline, Pontianak - Pelajar SMK Negeri 1 Sintang Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) berhasil merakit sebuah…

1 day ago

Windy Sebut Gawai Dayak Sangat Potensial Masuk ke Kalender Event Nusantara Kemenparekraf

KalbarOnline, Pontianak - Salah satu event wisata budaya yang digelar setiap tahun di Rumah Radakng,…

1 day ago

Gawai Dayak di Pontianak Tahun Ini Akan Ada Karnaval Air

KalbarOnline, Pontianak - Pekan Gawai Dayak ke-XXXVIII Tahun 2024 Kalimantan Barat akan digelar pada 20…

1 day ago