Categories: Pontianak

Sutarmidji Optimis Pacri Nanas Bakal Dilirik

Pacri Nanas dan Sayok Keladi Ditetapkan sebagai Warisan Tak Benda

KalbarOnline, Pontianak – Dua kuliner khas Kota Pontianak, pacri nanas dan sayok keladi (sayur keladi) ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Ditetapkannya kedua penganan tersebut bersamaan dengan lima WBTB asal Kalimantan Barat (Kalbar).

Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengatakan, kedua kuliner itu diusulkan sebagai WBTB karena dinilai memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Baca: Pemkot Terus Usulkan Budaya Tak Benda, Sutarmidji: Agar Tidak Diklaim Negara Atau Daerah Lain

“Saya memang minta kuliner yang diajukan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Nah, kedua kuliner itu punya nilai ekonomis dan bakal dilirik penikmat kuliner,” ujarnya, Selasa (7/8/2018).

Dirinya yakin ke depan pacri nanas pasti akan menjadi kuliner yang diminati oleh orang luar yang datang berkunjung ke Pontianak. Dengan ditetapkannya pacri nanas sebagai WBTB asli Pontianak maka patennya menjadi milik Pontianak.

“Pacri nanas tidak ada di daerah lain selain di Pontianak,” ungkapnya.

Demikian juga sayur keladi, makanan khas yang menjadi favorit masyarakat Pontianak ini menjadi hidangan khas dalam jamuan makan. Untuk mengusulkan makanan atau kuliner khas apa yang pantas dijadikan WBTB, Sutarmidji mengingatkan supaya tidak salah langkah menentukannya.

“Jadi saya lebih memilih yang punya potensi nilai ekonomis yang tinggi,” sebutnya.

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Rendrayani menjelaskan, pacri nanas dan sayur keladi merupakan usulan untuk ditetapkan sebagai WBTB tahun 2018.

Kedua usulan ini sebelumnya sudah didaftarkan pihaknya ke Kemendikbud pada bulan Januari lalu. Kemudian, setelah melalui proses sidang pada tanggal 1 – 3 Agustus 2018 lalu, maka pacri nanas dan sayur keladi ditetapkan menjadi WBTB tahun 2018.

“Kita mengusulkan ini karena memang ini adalah makanan khas melayu serumpun khas Kota Pontianak. Di mana bumbunya, cara mengolah masakannya dan bahan-bahannya berbeda dari yang lain dan tidak ada di daerah lain,” terangnya.

Ditambahkan Rendrayani, pacri nanas ini merupakan salah satu menu atau makanan wajib yang dihidangkan dalam adat makan saprahan. Ditetapkannya kedua kuliner ini hanya tinggal menunggu sertifikat sebagai tanda bahwa kedua kuliner khas Pontianak menjadi WBTB.

Sertifikat tersebut rencananya diserahkan bertepatan dengan even budaya yang digelar pada Hari Jadi Kota Pontianak.

“Kemungkinan bertepatan dengan Festival Saprahan atau Festival Arakan Pengantin. Jadi disinergikan dengan kegiatan budaya melayu Kota Pontianak,” jelasnya.

Sebagai catatan, beberapa budaya maupun kuliner yang ditetapkan sebagai WBTB adalah Meriam Karbit tahun 2016, saprahan, arakan pengantin dan tenun corak insang pada tahun 2017 serta tahun 2018 dua WBTB adalah pacri nanas dan sayur keladi.

“Ke depan, Kota Pontianak akan mengusulkan kuliner berupa ikan asam pedas dan sotong pangkong,” katanya.

Diakuinya, untuk mengusulkan karya budaya sebagai WBTB, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Mulai dari usulan daerah masing-masing, dokumentasi berupa foto maupun video cara pembuatan kuliner, dari proses awal hingga akhir.

“Yang sulitnya adalah harus ada studi literatur karena tidak semua budaya diliteraturkan atau ditulis. Hanya yang sudah ada literaturnya yang bisa diusulkan sebagai WBTB,” papar Rendrayani.

Untuk itu, setiap tahun pihaknya mendorong agar ada literatur untuk mengkaji apa-apa saja khas Kota Pontianak.

“Ke depan kita juga akan usulkan bingka tetapi kita harus punya kajian literaturnya,” pungkasnya. (jim)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Rayakan Hari Kemenangan, PLN Gelar Halal Bihalal Bersama Anak-Anak Panti Asuhan

KalbarOnline.com – Dalam momen hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, PT PLN (Persero) Unit Induk…

12 mins ago

Mantapkan Diri Maju di Pilwako Pontianak 2024, Akbar Rahmad Putra Daftar ke PKS

KalbarOnline, Pontianak – Akbar Rahmad Putra, seorang dokter berusia 27 tahun terus memantapkan dirinya sebagai…

43 mins ago

Terima Manfaat dari Program Konsolidasi Tanah, Warga Terdampak Bencana Likuefaksi Palu Kini Miliki Hunian yang Layak dan Nyaman

KalbarOnline.com, Nasional - Program Konsolidasi Tanah merupakan bentuk penataan kembali suatu kawasan juga penguasaan tanah…

2 hours ago

Rakor GTRA Kalbar: Revitalisasi Gugus Tugas Reforma Agraria Untuk Kalimantan Barat Sejahtera

KalbarOnline.com, Pontianak - Sehubungan dengan percepatan pelaksanaan Reforma Agraria, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan…

2 hours ago

Sekda Ketapang Buka Kegiatan Gelar Talenta Pendidikan Tahun 2024

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati, Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo membuka Gelar Talenta Pendidikan…

8 hours ago

Pj Bupati Kamaruzaman dan Sekda Yusran Antusias Saksikan Semifinal Indonesia Versus Uzbekistan

KalbarOnline, Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menggelar nonton bareng (nobar) laga semifinal Piala…

16 hours ago