Jumlah Pelanggan Bertambah, Sutarmidji Minta Direksi PDAM Tirta Khatulistiwa Ditambah

PDAM Tirta Khatulistiwa akan perluas layanan hingga ke Kubu Raya

KalbarOnline, Pontianak – Wali Kota Pontianak, Sutarmidji melantik jajaran Dewan Pengawas PDAM Tirta Khatulistiwa di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota Pontianak, Senin (23/7).

Dewan Pengawas yang dilantik adalah Eddy Suratman sebagai Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota Ismail, kemudian anggota terdiri dari Rustamaji, Sy Hasyim Azizurahman Al Qadrie dan Jumadi.

Menurut Sutarmidji, dengan jumlah 100 ribu pelanggan yang ada saat ini, sudah semestinya struktur direksi BUMD di bawah naungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak ini ditambah.

“Sudah saatnya direksi PDAM ini ditambah melihat jumlah pelanggan yang semakin banyak,” sebutnya.

Ditambahkannya, PDAM berhasil membukukan keuntungan senilai Rp18 miliar meskipun sejatinya BUMD itu tidak semata-mata mengejar keuntungan. Namun kata dia, dengan keuntungan yang diperoleh PDAM Tirta Khatulistiwa itu menunjukkan efisiensi dan kinerja PDAM bagus.

“Sekarang ini ada satu percepatan-percepatan dalam pelayanan dan melayani masyarakat yang tidak mampu. Tahun ini pipa tersier sudah masuk dalam gang-gang, kemudian kita juga memberikan keringanan biaya untuk pemasangan sambungan PDAM,” ujar Sutarmidji.

Saat ini kapasitas produksi PDAM mencapai 2 ribu liter lebih. Dengan kapasitas itu, lanjut Midji, paling tidak bisa melayani 900 ribu pelanggan. Sementara jumlah penduduk Kota Pontianak baru berkisar 660 ribu jiwa, di mana cakupan layanan PDAM baru 85 persen. Dengan demikian, masih banyak lagi calon pelanggan yang bisa dilayani dalam memenuhi kebutuhan air bersih.

“300 ribu jiwa itu bisa untuk 60 ribu sambungan. Bahkan itu juga bisa melayani Kabupaten Kubu Raya. Itu sudah dihitung setelah pemenuhan suplai air bagi warga Kota Pontianak,” tukasnya.

Ketua Dewan Pengawas PDAM Tirta Khatulistiwa, Eddy Suratman menuturkan, dirinya bersama jajaran dewan pengawas memiliki tugas dalam mengontrol kinerja direksi supaya target capaian yang dipatok Wali Kota Pontianak bisa terpenuhi.

“Misalnya jumlah pelanggan harus 100 persen di tahun 2019 atau 2020. Demikian pula tingkat kebocoran harus bisa ditekan sampai 25 persen,” ungkapnya.

Meskipun tingkat kebocoran secara nasional rata-rata 30 persen, PDAM Pontianak mampu menekan di bawah rata-rata nasional yakni 26 persen. Eddy menjelaskan, selaku dewan pengawas, pihaknya akan menekankan efisiensi dengan catatan tanpa mengurangi kesejahteraan karyawan.

“Keuntungan perusahaan itu juga harus bisa dijaga,” pintanya.

Layanan terhadap pelanggan PDAM juga diminta Eddy semakin ditingkatkan. Terlebih terhadap keluhan pelanggan, harus segera direspon dengan cepat. Hal-hal itulah yang akan diawasi dan dikontrol pihaknya sebagai perpanjangan tangan pemilik BUMD yakni Pemkot Pontianak.

Terkait dengan perluasan cakupan layanan suplai air bersih, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura ini menilai rencana itu akan tetap dijalankan sebab ini menjadi kajian pihaknya. Apalagi, produksi air bersih PDAM Kota Pontianak sudah berlebih, sehingga bertambahnya jumlah pelanggan itu bisa menambah pendapatan.

“Kita juga akan kaji untuk melakukan penambahan direksi sebagaimana yang diminta Wali Kota Pontianak,” imbuhnya.

Direktur Utama PDAM Tirta Khatulistiwa, Lajito menjelaskan, cakupan layanan PDAM saat ini sudah mencapai 85 persen sehingga masih ada kapasitas sekitar 15 persen.

“Bulan Agustus dan September kita akan lakukan tes untuk penambahan kapasitas yang baru yakni 300 liter per detik,” terangnya.

Saat ini PDAM Kota Pontianak masih surplus kapasitas produksi air bersih. Total produksi saat ini masih 1.750 liter per detik. Dengan adanya penambahan 300 liter per detik nantinya maka total produksi mencapai 2.050 liter per detik.

Lajito menerangkan, tahun 2017, PDAM berhasil membukukan keuntungan Rp18 miliar. Sementara di tahun 2018 memasuki triwulan II, keuntungan yang diperoleh sekitar Rp8 miliar lebih.

“Tahun ini keuntungan ditargetkan senilai Rp15 miliar, mudah-mudahan bisa mencapai di atas Rp15 miliar,” katanya.

Sedangkan untuk tingkat kebocoran, dijelaskannya, per Juni 2018 sebesar 26 persen. Terkait perluasan layanan PDAM hingga ke Kabupaten Kubu Raya, pihaknya menyambut baik sebab saat ini saja sudah hampir 4 ribu pelanggan yang dilayani dari kabupaten tetangga tersebut.

“Nanti kita akan siapkan infrastrukturnya karena itu terkait kerja sama antar kepala daerah. Dan nanti baru dilanjutkan kerja sama antar direksi masing-masing PDAM,” pungkasnya. (jim)

Comment