Buka Festival Sahur-Sahur ke XVI se – Kalimantan Barat di Mempawah, Ini Pesan Kapolda Kalbar

KalbarOnline, Mempawah – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Barat, Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono, SH., MH, menghadiri festival Sahur-sahur ke XVI tahun 2018 se-Kalimantan Barat yang digelar di Kabupaten Mempawah, Jum’at (1/6). Festival sahur-sahur ke XVI ini memperebutkan piala bergilir Kemenpora RI.

Adapun kegiatan Festival Sahur-sahur ke XVI ini telah menjadi agenda tahunan di kabupaten Mempawah. Pelaksanaanya adalah sebuah bentuk respon positif yang dituangkan dalam kegiatan bersama elemen pemerintah dengan masyarakat, terutama kaum generasi muda dalam memeriahkan Bulan Suci Ramadhan.

Baca Juga :  Jelang Purnatugas, Ini Pesan Bupati AM Nasir untuk Masyarakat Kapuas Hulu

“Ajang festival Festival Sahur-sahur ke XVI ini diharapkan dapat mengembangkan minat, ide kreatif, bakat, serta budaya lokal yang ingin memajukan Kalimantan Barat dari perspektif pariwisata,” kata Kapolda.

Berkaitan dengan dinamika situasi Kamtibmas yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan cepat, maka dari itu untuk membantu dan berperan aktif dalam menjaga stabilitas Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Mempawah.

“Kami mengharapkan peran dan partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat, khususnya para tokoh masyarakat, tokoh etnis, tokoh agama, dan tokoh pemuda terutama menjelang Pemilukada,” harap Kapolda.

Baca Juga :  Srikandi Ganjar Ajak Milenial Asah Kemampuan Lewat Latihan Olahraga HandBall

Peran dan partisipasi yang diharapkan Kapolda adalah, pertama, melakukan deteksi dini terhadap kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di lingkungan masing-masing. Sekecil apapun gejala dan potensi gangguan kamtibmas harus dideteksi, kemudian dilakukan pendekatan, musyawarah dan pemecahan masalah kedepankan tiga pilar (Kepala Desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas).

Kedua, berperan dan berpartisipasi aktif dalam membangun stabilitas Kamtibmas dengan mengedepankan semangat nasionalisme kebangsaan, hindari segala bentuk yang berbau disintegrasi.

“Karena kita disini, di tanah ini adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” sebutnya. (*/Fai)

Comment