Amini Berita Hoax, Bukannya Dapat Simpati Justru Buat Masyarakat Kalbar Semakin Antipati

KalbarOnline, Pontianak – Belakangan santer diberitakan bahwa Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, Suryadman Gidot, seakan menyindir Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 3 (tiga), Sutarmidji terkait berita bohong (hoax) yang pada 2017 sempat heboh se – Nasional yakni seorang nenek bernama Niarti warga Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kota Pontianak yang dikabarkan meminum air rebusan batu untuk mengganjal perut.

Hal itu diungkapkan Gidot saat safari kampanye di Bengkayang, Rabu (16/5) lalu.

Gidot yang merupakan Bupati Bengkayang pada kesempatan tersebut juga mengakui bahwa di Kabupaten Bengkayang masih ada masyarakat yang hidupnya belum sejahtera.

“Namanya kita membangun, tentunya perlu proses dan waktu. Di Bengkayang ini memang masih ada orang yang hidupnya belum sejahtera. Tapi kita bersyukur warga Bengkayang tidak ada yang merebus batu kemudian airnya diminum. Itu faktanya,” kata Gidot.

Pernyataan ini jelas bahwa Gidot yang mewakili pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar nomor urut 2, Karolin – Gidot mengamini berita hoax yang sudah jelas diklarifikasi oleh Ketua RT 1 / RW 14 Kelurahan Sungai Jawi Luar, Agus Yadi yang juga merupakan adik ipar dari Nenek Niarti yang sehari-hari merawat Nenek Niarti.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Dekat Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi dan Anak

“Kalau dibilang tak merawat keluarga itu adalah bohong. Silahkan kalau mau tanya sama masyarakat setempat,” ujar Agus Yadi.

Agus Yadi menceritakan ketika orang tuanya masih hidup baik orang tua laki-laki ataupun perempuan sampailah anak-anaknya, bahwa ialah yang bertanggung jawab atas semua biaya hidup.

“Kalau kami makan maka Kak Niarti pun makan,” tegasnya.

Sungguh miris, apabila seorang calon pemimpin mempercayai berita bohong (hoax) yang bahkan sudah diklarifikasi oleh yang bersangkutan. Ditambah lagi, merupakan tugas yang sangat wajib kepada para pemimpin untuk bersama-sama memerangi berita hoax yang sedang marak di Indonesia artinya tak hanya memberikan pesan dan himbauan kepada masyarakat.

Selain itu Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa pemerintah harus terus memerangi berita atau informasi hoax.

“Saya kira sudah lama kita bertarung dengan yang namanya kabar bohong, yang namanya hoax itu, saya kira kita sudah bertarung lama lah dan ini terus-menerus,” tegas Presiden.

Menanggapi hal ini, salah seorang warga Pontianak, Rudi menilai bahwa Suryadman Gidot belum layak memimpin Kalbar, hal ini lantaran pernyataannya yang menyinggung air rebusan batu.

“Kalaupun itu benar, saya mau Pak Gidot minum air rebusan batu, tidak usah setahun, cukup 7 hari jak minum air rebusan batu tanpa makan. Kalau mampu, saya pastikan Pak Gidot layak pimpin Kalbar,” tukasnya.

Baca Juga :  Peristiwa Asabri dan Jiwasraya Pengaruhi Kepercayaan Masyarakat ke BPJS Ketenagakerjaan

“Mane ade orang mampu minum air rebusan batu tanpa makan, itukan sudah jelas berita bohong, dan udah diklarifikasi pula oleh keluarga yang bersangkutan. Artinya Pak Gidot mewakili paslon nomor 2, mengamini berita bohong (hoax). Dengan adanya pernyataan ini, bukannya mendapat simpati justru membuat masyarakat Kalbar semakin antipati terhadap pasangan Karolin – Gidot. Sudah minim prestasi dan track record, ditambah kerap kali mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang blunder. Kenapa saya katakan demikian, coba sebutkan 3 prestasi nasional Karolin – Gidot,” sambungnya seraya bertanya.

Untuk itu, Rudi berharap, masyarakat Kalbar memilih pemimpin yang memiliki track record yang jelas, program yang rasional, terukur dan dapat diwujudkan serta program pro rakyat. Sehingga hal inilah nantinya menjadi acuan masyarakat untuk memilih.

“Karena Kalbar saat ini membutuhkan pemimpin yang benar-benar kolektif kolegial dan berkelas nasional, bukan hanya pemimpin identitas dan lokal, yang tidak memiliki program yang jelas serta hanya mengobral janji-janji. Kenapa demikian?, sebab Kalbar sudah jauh tertinggal oleh provinsi besar lainnya,” tandasnya. (KO3)

Comment