Kuliah Umum Green Infrastructure Bersama Ridwan Kamil

Oleh : M Haris Zulkarnain, S.Sos

KalbarOnline, Serbaneka – Kali ini saya akan berbagi pengalaman dalam mengikuti kuliah umum bersama tokoh nasional yaitu M Ridwan Kamil, ST, MUD, Wali Kota Bandung.

Kegiatan ini dilaksanakan di gedung A Lantai I Magister Perencanaan Wilayah dan Kota (MPWK) Undip Semarang, Jumat 27 Oktober 2017 lalu.

Setelah Jumatan di Masjid Kampus Undip, saya menghadiri kegiatan ini dengan ditemani kawan-kawan Magister Ilmu Hukum Undip Semarang yaitu Alvian Hadi Pranata (Asal Kalimantan Timur, Penajam Paser Utara) dan Hikmah (Asal Nusa Tenggara Barat, Bima).

Profil Singkat Ridwan Kamil

Ridwan Kamil adalah seorang arsitek dan dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dengan Pendidikan S1 Teknik Arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) 1990-1995, S2 Master Of Urban Design di University California, Berkeley 1999-2001.

Kang Emil begitu sapaan karibnya, lahir di Kota Bandung pada 4 Oktober 1971 (46) silam, Kang Emil adalah anak dari Atje Misbach Muhjiddin dan Tjutju Sukaesih, kedua orang tuanya adalah dosen dan aktivis HMI. Istri Kang Emil adalah Atalia Praratya Kamil, dan dikaruniai 2 (dua) orang anak Emmiril Khan Mumtadz dan Camillia Laetitia Azzahra. Berbagai aktivitas Kang Emil bisa kita ikuti di akun Instagramnya: @Ridwan Kamil.

Kang Emil figur yang unik, ramah, kocak dan selalu berbicara tentang cinta dan mantan lewat akun instagram miliknya.

Ridwan Kamil-Oded Muhammad Danial maju dalam pemilihan Wali Kota Bandung tahun 2013 diusung oleh Gerindra dan PKS, pasangan ini berhasil memenangkan suara masyarakat Kota Bandung perolehan 434.130 suara (45,24%) unggul telak dari 7 pasangan calon lainnya.

Faktor politik yang membuat pasangan ini berhasil terpilih seperti yang dipaparkannya dalam kuliah umum yang kami ikuti adalah faktor kenal suka (popular vote), pasangan ini menggunakan media sosial sebagai sarana kampanye, mengingat Kota Bandung adalah kota yang banyak penduduknya menggunakan media sosial.

Dan motif utama Kang Emil terjun ke politik berawal dari kekesalannya, ketika itu ia pernah naik travel. Ditengah perjalanan untuk pulang ke Kota Bandung, Kang Emil mengantuk dan berpesan kepada supir minta dibangunkan ketika sudah hampir tiba. Tetapi jawaban supir itu membuatnya terkejut,

“Nanti Kang Emil bisa bangun sendiri”, karena jalan Kota Bandung banyak yang rusak. Dari peristiwa inilah Kang Emil ingin mengabdi dan membuat perubahan untuk Kota Bandung dengan niat (Nawaitu) yang ikhlas.

Baca Juga :  Ini 5 Kewajiban Suami Terhadap Istri Dalam Ajaran Islam

Pembangunan Kota Bandung

Dalam paparan yang disampaikan di kuliah umum “Green Infrastructure” ini, Kang Emil menyampaikan bahwa sumber permasalahan tata ruang itu adalah populasi penduduk dan statistik kota / wilayah.

Salah satu gebrakan yang dilakukannya dalam mengatasi masalah transportasi massal dengan menerapkan “Sekolah Dekat Rumah”, agar siswa tidak perlu membawa kendaraan dan orang tua tidak perlu repot mengantar setiap hari, Sekolah yang ada di Kota Bandung sudah merata kualitasnya.

Kepala sekolah, guru sudah dirotasi di tiap sudut sekolah, jadi tidak ada yang namanya sekolah favorit karena sudah merata penyebarannya. Konsep yang dipakai adalah “Urban Mobility” dengan bersepeda ke sekolah, trotoar dibuat dengan nama “Panca Trotoar” untuk pejalan kaki, senyaman mungkin dari jarak, lebar, kehijauan, tempat duduk, bahkan diberi kursi dan lampu. sehingga ada ruang untuk manusia.

Prinsipnya ialah “memanusiakan manusia dengan baik”. Kota ditata dan dibangun senyaman mungkin agar masyarakat betah. Persoalan pembangunan pasti selalu ada yang pro dan kontra, di demo berbagai kalangan sudah menjadi hal biasa baginya, dalam pengentasan kekumuhan misalnya, ada beberapa warga yang tidak rela tempatnya dibenahi, maka untuk itu sebagai pemimpin diperlukan kemampuan komunikasi (communication skill) yaitu lobi dan negosiasi yang baik.

Ruang publik di Kota Bandung selama kepemimpinannya adalah Alun-Alun Bandung. Kang Emil mengatakan untuk pembangunan, tidak harus berpatok pada APBD yang jumlahnya terbatas, Alun-Alun Bandung ini contohnya, pembangunannya menggunakan dana CSR dari luar, alun-alun ini menggunakan karpet sintetis sehingga jika diinjak tidak akan rusak dibanding menggunakan rumput asli.

Dan warga harus melepas alas kaki ketika memasuki kawasan ini. Ruang publik lainnya adalah taman sejarah (ada patung Wali Kota serta sejarah singkat Kota Bandung), kolong jembatan yang terkesan kumuh dan negatif disulap menjadi taman jomblo serta dibuat layar tancap untuk nonton bareng.

Inovasi lainnya yang dilakukan, dalam hal penganggulangan sampah, dibuat pasukan polisi sampah (wanita sebagai petugasnya), tugasnya adalah menilang dan menegur warga yang ketahuan membuang sampah sembarangan, dan diberikan sanksi efektif yaitu difoto dan dipajang dimedia sosial sebagai efek jera dan malu bagi pelaku.

Diterapkan pula Gerakan Pungut Sampah (GPS) yang dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Untuk memberikan bantuan psikologis, warga bisa curhat terkait masalah yang sedang dihadapi yang terdiri dari psikolog sebagai pemberi solusi, Kota Bandung mengadakan program Kendaraan Konseling Silih Asih (Kekasih), berbagai problem bisa disampaikan di mobil keliling Kekasih ini, termasuk masalah percintaan, keuangan, keluarga, dan lainnya.

Baca Juga :  Aku dan Cita-Citaku

Dalam hal pengelolaan sampah, di buat “Bank Sampah” yang bekerjasama dengan Pertamina dan PLN, warga bisa mendapat bensin dan listrik gratis jika rajin menyetor sampah di bank ini setiap harinya.

Dalam hal mengatasi hoax dan lainnya, diadakan kampanye media sosial, agar warga cerdas dan bijak dalam bermedia sosial. Untuk mengatasi kebersihan selokan, ada pasukan Gorong-Gorong dan Kebersihan (GOBER). Kota Bandung juga mengkampanyekan “No Styrofoam”, sehingga Pop Mie membuat kebijakan dengan mengganti kemasannya menjadi kertas khusus di Kota Bandung.

Selokan juga dipercantik dengan ikan-ikan layaknya di Jepang. Untuk mengembangkan kreativitas pemuda Kota Bandung, juga tersedia Bandung Creative Centre sebagai pusatnya, dan pada 2017 ini Kota Bandung mendapat penghargaan kota udara terbersih seasia.

Kota Bandung kini telah mendapat 281 penghargaan selama kepemimpinannya sejak 2013, sungguh capaian yang luar biasa.

Figur Kang Emil adalah salah satu contoh pemimpin yang unik, karena niatnya terjun ke politik untuk mengabdi dengan ikhlas dan tuntas. Kang emil juga berpesan, sebelum terjun ke politik, buatlah dirimu menjadi mandiri terlebih dahulu (kuat secara ekonomi), sehingga tidak menyusahkan orang.

Banyak pejabat daerah akhir-akhir ini yang terkena OTT KPK karena tujuan berkuasa adalah mengembalikan modalnya yang habis selama kampanye dengan motif mutasi jabatan, dan lainnya. Seperti yang kita ketahui lewat pemberitaan di berbagai media, kini Kang Emil berencana akan maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat. Artinya jabatannya tuntas 5 tahun sesuai sumpah jabatan, patut diapresiasi ditengah politik Indonesia terkini yang terkesan melahirkan pemimpin instan.

Kang Emil memiliki pendidikan yang mendukung untuk menjadi pemimpin, wawasannya luas dan Internasional, kaya akan inovasi dalam pembangunan, sehingga tidak monoton dalam konsepnya, dan hasilnya membuat warga menjadi betah, bahagia dan nyaman.

Sungguh sebuah pengalaman yang sangat berharga yang saya dapat, bisa menyaksikan dari dekat orang nomor 1 Kota Bandung, mendengarkan paparannya terkait pembangunan dan mendengar kisah perjalanan hidupnya sehingga sebagai generasi muda mendapat motivasi untuk sukses.

Penulis : M Haris Zulkarnain, S.Sos, S1 Ilmu Politik Fisip Untan, Penasehat Himapol Fisip Untan, Wakil Ketua Umum IMMIH Undip dan Mahasiswa Magister Hukum Undip

Comment