KalbarOnline, Pontianak – Program Guru Garis Depan (GGD) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak berjalan maksimal. Sebab para guru yang lolos seleksi dalam program ini dan bertugas di Kalimantan Barat banyak yang memilih mengundurkan diri.
“Mereka mundur karena melihat medan yang akan ditempuh tidak sesuai dengan gambaran mereka,” ungkap Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya, belum lama ini.
Kendati demikian, tidak seluruh tenaga pendidik yang lolos ditempatkan di perbatasan dan pedalaman dalam program ini memilih mengundurkan diri.
Untuk mengisi kekosongan itu Pemerintah Kabupaten/Kota, seperti Bengkayang, Landak dan Kapuas Hulu memilih membuka guru honorer guna mengganti Guru Garis Depan yang sudah mengundurkan diri.
Wagub menilai persoalan ini menjadi dilema yang menghantui dunia pendidikan Kalimantan Barat.
Sebab saat ini Kalbar masih kekurangan tenaga guru terutama di daerah pedalaman dan perbatasan.
Sementara mereka yang direkrut pemerintah guna menutupi kekurangan guru di provinsi ini tidak mengetahui secara detail kondisi perbatasan dan pedalaman Kalimantan Barat yang masih minim akan fasilitas.
“Harapannya ke depan program ini bisa mempertimbangan sarjana lokal yang direkrut guna memenuhi kekurangan tenaga guru di daerah perbatasan dan pedalaman Kalbar,” tandasnya. (Fai)
KalbarOnline, Pontianak - Ribuan warga Kota Pontianak memadati halaman Polresta Pontianak untuk nonton bareng (nobar)…
KalbarOnline, Pontianak - “Serentak Menari, Bergerak Bahagiakan Bumi” menjadi tema yang diambil dalam peringatan Hari…
KalbarOnline, Pontianak – Sebanyak 1.085 atlet pelajar SMP dan SMA se-Kota Pontianak siap berlaga pada…
KalbarOnline.com – Jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H, PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran…
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat, Windy…
KalbarOnline, Pontianak - Setiap orang memiliki imunitas yang berbeda, sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit…
Leave a Comment