6 Penyebab Kematian saat Kehamilan dan Persalinan

Setiap wanita pastinya akan merasa bahagia jika mengetahui dirinya sedang mengandung. Apa pun akan Mums lakukan supaya kehamilan bisa berjalan lancar hingga persalinan. Namun, ada beberapa kondisi atau komplikasi yang bisa menyerang saat hamil dan bersalin, hingga mengancam nyawa Mums. Oleh sebab itu, Mums perlu mewaspadainya. Berikut beberapa kondisi atau komplikasi saat kehamilan dan persalinan yang sering kali merenggut nyawa ibu hamil!

Baca juga: Bahaya Virus Zika Pada Ibu Hamil

1. Hemorrhage (Perdarahan)

Hemorrhage adalah perdarahan berat yang tidak terkontrol saat ibu hamil sedang melahirkan. Jika Mums kehilangan lebih dari 500 ml darah saat melahirkan, ini dianggap dapat mengancam nyawa. Hemorrhage bisa terjadi tepat setelah melahirkan (post-partum hemorrhage) hingga 6 minggu setelah melahirkan.

Hemorrhage bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

  • Uterus atonik (kandungan tidak berkontraksi secara alami).
  • Trauma (rahim robek atau pecah).
  • Plasenta tertahan (plasenta tidak keluar setelah melahirkan sebagaimana seharusnya).
  • Masalah lain dengan plasenta (plaseta previa atau akreta).

Pada beberapa kasus, untuk bisa menyelamatkan nyawa sang Ibu, histerektomi atau pengangkatan rahim akan dilakukan.

2. Masalah Plasenta

Masalah terkait plasenta biasanya termasuk plasenta previa, plasenta akreta, dan plasentra perkreta. Kalau plasenta berada di dekat serviks, kondisi ini bisa menghalangi jalan keluar bayi. Kalau plasenta terlalu rendah di dalam kandungan, ada risiko tinggi perdarahan saat melahirkan.

Sementara itu, plasenta yang tertahan adalah kondisi di mana plasenta tidak kunjung keluar dari dalam kandungan. Kondisi ini bisa berujung pada perdarahan dan infeksi. Plasenta abrupsi adalah kondisi di mana plasenta keluar terlalu cepat, hal ini juga bisa menyebabkan perdarahan.

Baca Juga :  Terpilih Aklamasi, Lismaryani Pimpin PMI Kalbar Periode 2022 -2027

Baca juga: Senam Hamil untuk Mempermuda Persalinan

3. Masalah Tekanan Darah dan Lainnya

Ibu hamil yang terkena pre-eklampsia memiliki tekanan darah tinggi, retensi cairan, dan protein di dalam urine. Kalau pre-eklampsia tidak diobati, komplikasi serius bisa terjadi. Pre-eklampsia yang ringan bisa dimonitor dengan tes tekanan darah dan urine. Namun jika lebih serius, harus dirawat di rumah sakit.

Pengobatan untuk kondisi ini biasanya difokuskan pada penurunan tekanan darah. Namun, satu-satunya cara untuk menyembuhkan pre-eklampsia jika sangat serius adalah dengan melahirkan bayi, meski ia masih prematur.

Ada pula kondisi langka lainnya yang disebut sindrom HELLP atau hemolysis. Kondisi ini merupakan kombinasi pembekuan darah dan gangguan hati. Satu-satunya cara untuk menyembuhkan penyakit ini adalah dengan mengeluarkan bayi dari dalam kandungan. Komplikasi akibat sindrom HELLP bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Jika sudah sangat parah, sindrom ini bisa merenggut nyawa sang Ibu.

4. Pembekuan Darah (Pulmonary Embolism, PE atau Deep Vein Thrombosis, DVT)

Pembekuan darah di kaki atau paru-paru merupakan kondisi yang paling sering menyebabkan penyakit dan bisa merenggut nyawa ibu hamil. Pembekuan darah pada salah satu pembuluh darah, biasanya di kaki (DVT), bisa menyebabkan penyumbatan di tempat lain, misalnya di paru-paru (PE).

Baca Juga :  Yang Perlu Mums Ketahui Tentang Skrining Streptokokus Grup B

5. Sepsis

Sepsis adalah infeksi yang bisa menyerang ibu hamil sebelum atau sesudah melahirkan. Infeksi bisa menjadi sangat parah di saat kehamilan. Setelah melahirkan, Mums bisa terkena risiko infeksi pada rahim atau jalur lahir. Kondisi ini biasanya disebut puerperal sepsis dan pernah menjadi penyebab utama kematian pada ibu hamil.

Mums bisa mengalami septicaemia jika infeksinya sudah menyebar ke pembuluh darah. Infeksi ini bisa menyebar sangat cepat di dalam tubuh. Jika terkena, Mums harus diobati dengan antibiotik.

6. Emboli Air Ketuban

Emboli cairan amniotik atau air ketuban adalah komplikasi kehamilan yang sangat langka, di mana air ketuban, kulit janin, dan sel-sel lainnya masuk ke aliran darah dan memicu reaksi alergi. Ibu hamil yang memiliki kondisi ini bisa pingsan secara tiba-tiba saat sedang melahirkan. Hal tersebut sering kali menyebabkan sang Ibu meninggal.

Baca juga: Waspada Anemia pada Ibu Hamil

Tingkat kematian ibu hamil masih sangat tinggi. Maka dari itu, meski Mums tidak memiliki kondisi kesehatan tertentu, harus tetap berhati-hati dan antisipasi. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa perdarahan merupakan penyebab utama kematian pada ibu hamil, diikuti oleh infeksi, lalu tekanan darah tinggi.

Menurut WHO, kebanyakan kondisi tersebut sebenarnya bisa dicegah. Hanya saja, dibutuhkan tenaga dan fasilitas medis yang mencukupi. Karenanya, pastikan Mums selalu kontrol ke dokter atau bidan untuk memeriksa keadaan tubuh dan kandungan, serta terhindar dari risiko-risiko di atas. (Reporter/AS)

Comment