Ketahui Penyebab Air Ketuban Sedikit pada Ibu Hamil

Salah satu hal yang berperan penting dalam kehamilan adalah air ketuban. Cairan ketuban bermanfaat sebagai bantalan janin dan memberikan ruang untuk pertumbuhan, pergerakan, dan perkembangannya. Namun, terdapat masalah terkait air ketuban, salah satunya volumenya tidak sesuai alias sedikit.

Mengenal Air Ketuban

Air ketuban berfungsi sebagai pelindung janin dalam kandungan. Air ketuban juga berperan penting dalam perkembangan paru-paru, otot, dan sistem pencernaan janin. Masalah pada air ketuban dapat mengganggu pertumbuhan janin.

Air ketuban memiliki volume tertinggi pada akhir usia kehamilan 34-36 minggu, yakni rata-rata 1 liter. Dan seiring berjalannya waktu, volume tersebut akan berkurang sampai bayi lahir. Di usia kehamilan 40 minggu, volume air ketuban rata-rata 600 ml.

Jika air ketuban terlalu sedikit di dalam rahim, hal ini disebut dengan oligohidramnion. Sedangkan air ketuban yang terlalu banyak adalah polihidramnion. Air ketuban dinilai terlalu sedikit jika pada usia kehamilan 32-36 minggu volumenya kurang dari 500 ml.

Air ketuban yang sedikit dapat berdampak buruk. Pasalnya, kondisi ini akan membuat perut Mums terasa sakit jika janin bergerak. Dilansir dari American Pregnancy Association, sekitar 8% ibu hamil memiliki kadar air ketuban sedikit, dan 4% di antaranya didiagnosis oligohidramnion. Kasus ini bisa menyerang kapan saja selama kehamilan, tetapi lebih umum terjadi di trimester terakhir kehamilan.

Baca juga: Ibu Hamil, Waspada dan Antisipasi Ketuban Pecah Dini!

Penyebab Air Ketuban Sedikit

Terdapat beberapa alasan yang bisa menyebabkan air ketuban sedikit, yaitu:

Baca Juga :  Sudah Trimester Dua Masih Muntah Hebat, Apakah Berbahaya?

Keputihan dapat membuat air ketuban merembes sedikit demi sedikit. Biasanya ibu hamil tidak sadar jika air ketubannya merembes.

Ketuban pecah. Membran kantong ketuban dapat pecah atau bocor sebelum waktu persalinan tiba dan membuat air ketuban berkurang.

– Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti penghambat angiotensin-converting enzyme (pengendali tekanan darah dengan mengatur volume cairan tubuh).

Gangguan pada janin. Kelainan pada organ janin bisa membuat air ketuban menjadi sedikit. Misalnya, kelainan pada ginjal atau saluran kemih dapat mengurangi produksi urine, yang berdampak pada volume air ketuban. Untuk masalah ini, diperlukan pemeriksaan USG untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan janin.

Masalah plasenta. Jika plasenta tidak mengalirkan cukup darah dan nutrisi ke janin, maka janin tidak bisa lagi mendaur ulang urine atau air ketubannya.

Ukuran rahim yang terlalu kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

– Mengalami kondisi kesehatan tertentu. ibu hamil yang memiliki gangguan kesehatan lebih berisiko mengalami air ketuban yang sedikit. Gangguan kesehatan tersebut misalnya pre-eklampsia, hipertensi, diabetes, kehamilan yang telah melewati tanggal perkiraan persalinan, atau sebelumnya memiliki bayi dengan berat badan lahir kurang.

Mengandung bayi kembar. Kehamilan kembar berisiko mengalami sindrom transfuse twin-to-twin, di mana salah satu janin mendapatkan air ketuban terlalu banyak sementara janin lainnya kekurangan air ketuban.

Baca Juga :  5 Teh yang Bisa Menurunkan Berat Badan

Kurang nutrisi. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan sehat dan minum air mineral 2 liter dalam sehari. Air ketuban sedikit bisa terjadi karena Mums dehidrasi atau kekurangan gizi dan nutrisi.

Baca juga: 5 Superfood Untuk Ibu Hamil

Tanda-tanda Air Ketuban Sedikit

Air ketuban yang sedikit bisa diketahui dengan tanda pergerakan janin menjadi lebih jarang dan perut Mums terasa sakit jika janin bergerak. Untuk memastikan volume cairan ketuban, bisa dilakukan pemeriksaan ultra sonografi (USG).

Semakin awal terjadi kondisi air ketuban sedikit, maka keadaan akan semakin buruk. Air ketuban yang sedikit di awal kehamilan bisa mengganggu perkembangan organ tubuh janin. Ruang yang sempit bisa membuat bayi tertekan dan mengakibatkan kelainan pada janin, kelahiran prematur, hingga keguguran.

Jika air ketuban yang sedikit terjadi pada proses persalinan, risiko mengalami komplikasi akan meningkat, seperti bayi tertekan tali pusar dan aspirasi mekonium. Mums juga akan berisiko melahirkan secara caesar.

Jadi, jangan lupa menjaga kesehatan tubuh Mums dan bayi dalam kandungan, ya. Olahraga teratur perlu, tetapi jangan terlalu berat. Jaga pula asupan makanan serta cairan agar Mums tidak dehidrasi. (AS)

Baca juga: Doppler, Alat Deteksi Denyut Jantung Janin Paling Akurat

Referensi

American Pregnancy Association. “Low Amniotic Fluid Levels: Oligohydramnios”.

Baby Centre. “Low amniotic fluid (oligohydramnios)”.

What to Expect. “Low Amniotic Fluid (Oligohydramnios) During Pregnancy”.

Comment