Upacara HUT ke-72 RI A La Warga di Atas Paret

Diinisiasi Oleh Kreasi Sungai Putat

KalbarOnline, Pontianak – Hari masih pagi, Kamis 17 Agustus 2017. Saya lihat cuaca mendung di sekitar paret. Paret adalah bahasa daerah Pontianak yang merupakan anak sungai atau lebih dikenal parit. Kota Pontianak sendiri dijuluki kota seribu paret.

Saat itu, saya lihat banyak warga yang datang. Anak-anak hingga orangtua bahkan nenek-nenek dan kakek-kakek. Mereka datang ke pinggiran paret. Ada apa?

Usut punya usut ternyata ada momen penting dan bersejarah. Pengibaran bendera di atas paret. Lokasi yang dituju itu terletak di Paret Nenas, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Panjang paret di sana dari Sungai Kapuas ke ujung 6 kilometer. Dengan luas 10 meter. Ikan endemiknya adalah ikan tapah dan berbagi ikan jenis lainnya.

Air gambut Paret Nenas tidak banyak mengalami perubahan. Warga memanfaatkannya sebagai aktivitas keseharian dan transportasi paret. Beberapa biota air tampak tumbuh berkembang biak di Paret Nenas. Termasuk di kawasan pengibaran bendera Merah Putih dalm rangka HUT ke-72 RI. Airnya terasa dingin dan menyegarkan badan.

Begitu juga di pagi hari khas air gambut tidak hilang ditelan masa dengan warna airnya kecoklatan menyerupai air teh. Warga setempat menghawatirkan kondisi air gambut di Paret Nenas. Mengingat, berkaitan dengan duhulunya perkebunan kelapa sawit membentang. Warga setempat menuturkan kalau dulu masih berani minum air gambut. Itu semasa perkebunan kelapa sawit belum ada.

Warga kemudian mereka-reka adanya indikasi tercemarnya air gambut di Paret Nenas. Salah satu indikator yang disebutkan rumput kumpai yang belakangan pertumbuhannya sangat cepat dan dapat menutupi paret. Untuk mentukan kualitas mutu air gambut tentunya tidak semena-mena. Warga setempat akan segera menggandeng pihak kampus yang berkompeten meneliti kualitas air gambut di Paret Nenas.

Baca Juga :  Penghargaan Ini Jadikan Sutarmidji Tokoh Berjasa Dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat Melalui Koperasi dan UMKM

Merdeka,… Merdeka,.., Merdeka!!! Semangat itulah yang kami usung. Bagaimana pun juga kami sadar, belum sempurna. Namun, apa salahnya kami berbuat nyata demi rakyat tercinta ini. Itu semua kami lakukan guna penyadaran kondisi paret yang kian menyusut luput dari perhatian bersama. Maka dari itulah, kami menggelar upacara di atas paret.

Perkenalkan nama lengkap saya, Syamhudi. Saya diamanahkan sebagai Ketua Kreasi Sungai Putat.  Menurut saya, pengibaran bendera di atas paret adalah sebagai upaya kampanye penyadaran masyarakat.

“Pengibaran bendera pertama ini direspon dan warga antusias,” kata Syamhudi.

Pengibaran bendera ini adalah menelurkan semangat kemerdekaan dengan semangat memepertahankan kondisi paret saat ini. Pengibaran Merah Putih tersebut diinisiasi Kreasi Sungai Putat dan juga diusung oleh komunitas dan masyarakat.

“Pengibaran berlokasi di Paret Nenas kelurahan Siantan Hulu. Upacara dipimpin langsung oleh Pak Camat Utara, Aulia Candra, proses berlangsung secara hikmat. Pasukan pengibar bendera terdiri dari perwakilan Kreasi Sungai Putat, Ormas Oi Pontianak dan PPI Kota Pontianak,” kata Syamhudi.

Camat Pontianak Utara, Aulia Candra, kepada sejumlah wartawan di lokasi mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung kegiatan tersebut.

“Karena wujud kecintaan masyarakat terhadap negara dan lingkungan sekitarnya bisa dijadikan dalam satu kegiatan,” ujarnya.

Dirinya berharap, kedepannya tradisi ini bisa dilaksanakan terus, bahkan harus lebih baik lagi.

Baca Juga :  Ini Capaian Vaksinasi Covid-19 di Kalbar

“Kita juga berharap ini menjadi virus baik yang menyerang seluruh masyarakat Kecamatan Pontianak Utara untuk dapat mencintai parit di lingkungan sekitar mereka, sehingga keinginan untuk memelihara dan menjaga kualitas paret menjadi prioritas masyarakat,” tuturnya.

Jika kondisi paret terjaga, maka tidak mustahil akan mendatangkan berkah. Salah satunya, ekowisata paret.

“Dengan terjaga dan terpeliharanya kualitas dan kuantitas parit di Pontianak Utara, impian kita untuk menjadikan Pontianak Utara sebagai destinasi wisata paret/sungai dapat terwujud,” harapnya.

Sementara itu, Lurah Siantan Hulu, Tirta Arifin, S.STP, mengungkapkan bahwa niat awalnya adalah keinginan untuk memasyarakatkan kembali upacara pengibaran bendera yang selama ini mungkin hanya diikuti oleh masyarakat yang berprofesi sebagai PNS, TNI, Polri maupun karyawan kantor.

Tirta menerangkan bahwa warga di Kelurahan Siantan Hulu kebanyakan berprofesi sebagai petani atau buruh yang pastinya jarang mengikuti upacara bendera apalagi upacara 17 Agustus.

“Parit Nenas dipilih karena pada tahun 2016 oleh Bapak Walikota dicanangkan sebagai lokasi Wisata Parit, sehingga diharapkan meningkatkan potensi wisata yang ada di Parit Nenas,” tukasnya.

Tirta mengharapkan, dengan digelarnya upacara bendera di atas Parit Nenas dapat meningkatkan semangat serta kepedulian masyarakat untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan parit yang ada di Siantan Hulu.

“Di Siantan Hulu bisa dikatakan cukup banyak memiliki paret, dan Parit Nenas merupakan salah satu parit yang cukup lebar dan menjadi muara paret-paret lainnya baik yang dari Mempawah dan Kubu Raya. Maka harus dijaga keberlangsungannya,” pungkasnya. (Fat/Hms KSP)

Comment