Categories: Pontianak

Sultan Mahmud Badaruddin: Histori Kesultanan Pontianak Kental Dengan Lambang Negara Indonesia

KalbarOnline, Pontianak – Ketua Umum Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra), Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, secara resmi membacakan titah penobatan terhadap Putra Mahkota, Syarif Machmud Melvin Alkadri yang dinobatkan sebagai Sultan ke IX Kesultanan Pontianak, yang menggantikan almarhum ayahandanya Sultan Syarif Abubakar Alkadrie.

Dengan dibacakannya titah oleh Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin yang merupakan Sultan Palembang Darussalam ini, maka Syarif Melvin, secara resmi namanya tercatat sebagai Sultan Pontianak ke IX.

Seperti dilansir dari Pontianak.tribunnews.com, Sultan Iskandar, mengatakan dengan dinobatkannya Syarif Melvin kali ini, diharapkan mampu menjadi perekat masyarakat yang ada di Kota Pontianak ini. Selain itu Melvin juga diharapkannya mampu membangkitkan kembali adat budaya yang ada.

“Kita menyambut baik penobatan ini, kita harap bisa menjadi pemersatu dan perekat masyakat,” ucapnya usai penobatan di Istana Kadriah, Sabtu (15/7).

Dirinya menegaskan bahwa Kesultanan Pontianak ini mempunyai histori yang besar, dimana lambang negara Indonesia saat ini, Burung Garuda adalah hasil rancangan Sultan Hamid II yang merupakan Sultan Pontianak saat itu.

“Kita mengenang kembali peristiwa 1945, lambang negara kita dibuat Sultan Hamid II, Kerajaan Kadriah ini mempunyai histori yang luar biasa. Kebangkitan para Sultan dan Raja di Nusantara ini telah lama terjadi bahkan kami ada sebelum kamu ada, kamu ada karena kami akui ada, untuk itu tidak ada alasan untuk kamu tidak mengakui kami,” ujar Sultan Iskandar, penuh arti.

UU 1945 pasal Kebudayaan dan amandemen pasal 18B, negara mengakui hak masyarakat adat. Pihaknya melihat peran Raja dan Sultan ini adalah sebagai perekat. Menjadi mitra strategis pemerintah, adapun hal yang akan bergejolak dan mengancam kedaulatan baik didalam maupun dari luar yang mengancam NKRI, para Raja dan Sultan akan berhadapan.

“Kami siap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, kami tidak ingin apa yang telah diwariskan pada Soekarno, saat itu juga PBB menanyakan mana daerah kekuasaanmu tapi para Raja dan Sultan memberikan daerahnya pada Soekarno. Walaupun sekarang Raja dan Sultan perannya berbeda dengan yang dulu. Kita akan terus melestarikan adat budaya luhur nan agung ini,” tekadnya.

Marwah kebudayaan ada pada Kesultanan dan Kerajaan, Indonesia sangat kaya akan budaya dari Aceh sampai Papua. (Fai)

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment

Recent Posts

Ada Dugaan “Penghilangan” Kesaksian dan Alat Bukti di Kasus Pelecehan oleh Oknum Polisi KKU

KalbarOnline, KKU - Pihak kepolisian menduga adanya upaya “penghilangan” keterangan saksi dan alat bukti dalam…

14 hours ago

Menteri AHY Inginkan Adanya Modernisasi dan Penguatan di Seluruh Kantor Pertanahan

KalbarOnline, Bali - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)…

14 hours ago

Pj Gubernur Harisson Paparkan Kinerja Tahap III kepada Itjen Kemendagri

KalbarOnline, Jakarta - Pj Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson mengungkapkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat…

14 hours ago

Pj Gubernur Harisson Paparkan Finalisasi Pembahasan Raperda RTRW Kalbar 2024 – 2044

KalbarOnline, Jakarta - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri acara Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektor…

15 hours ago

Pj Gubernur Harisson Beberkan Capaian Pembangunan ke Wantannas RI

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menerima kunjungan Tim Sekretariat Jenderal Dewan…

15 hours ago

Pj Ketua Dekranasda Kalbar Apresiasi Wastra Karya Siswi SMKN 6 Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari…

15 hours ago