Dilematis Kebakaran Hutan dan Lahan
KalbarOnline, Sekadau – Kabut asap kerap dikaitkan dengan aktivitas bakar ladang oleh masyarakat. Kondisi ini pun menimbulkan dilematis.
“Soalnya masalah pembakaran ladang itu berkaitan dengan perut. Masyarakat petani tradisional memang tidak bisa mengelak untuk membakar ladang,” ujar Dimas Jon S.Sos, Pemerhati Sosial Kemasyarakatan Sekadau saat dimintai tanggapannya, belum lama ini.
Menurutnya, membakar ladang merupakan salah satu cara petani tradisional dalam bertani.
“Jadi susah juga kalau kita larang petani membakar lahan,” tuturnya.
Yang dapat dilakukan, kata Dimas, adalah mengatur jadwal membakar ladang. Pengaturan jadwal yang dimaksud, bisa dilakukan dengan membagi zona membakar ladang.
“Misalnya di kecamatan ini, diatur minggu ini. Kemudian, kecamatan diatur minggu berikutnya. Jadi tidak menumpuk sama-sama,” saran Dimas.
Dimas meyakini, dengan cara demikian dapat mengurangi kabut asap.
“Paling tidak, tidak terlalu pekat lah,” pungkas Dimas. (bdu/Mus)
KalbarOnline, Pontianak - Masih dalam suasana Idul Fitri, Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak menggelar…
KalbarOnline, Pontianak - Laskar Pemuda Melayu (LPM) Kalimantan Barat (Kalbar) bekerja sama dengan Pemerintah Kota…
KalbarOnline, Pontianak – Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian melantik Zulkarnain sebagai Pj Sekretaris Daerah…
KalbarOnline, Pontianak – Upaya pencegahan penyakit terus menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas…
KalbarOnline, Pontianak - Jumlah jemaah haji dari Kota Pontianak mendominasi dari kabupaten/kota yang ada di…
KalbarOnline, Ketapang – Bupati Ketapang, Martin Rantan menghadiri acara hari ketiga peresmian Balai Kepatihan Jaga…
Leave a Comment