Peringati Peristiwa Mandor, Bupati: Warisan Masa Lalu Yang Harus Dipelajari dan Terus Diinterpretasi Untuk Melangkah ke Depan

KalbarOnline, Sintang – Pemerintah Kabupaten Sintang melaksanakan apel hari berkabung daerah di halaman Kantor Bupati Sintang, Rabu (5/7). Bupati Sintang, Jarot Winarno bertindak sebagai pembina apel.

Apel hari berkabung daerah turut dihadiri Wakil Bupati Sintang, Askiman, Ketua TP PKK Kabupaten Sintang, Ny. Rosinta Askiman, Wakil Ketua DPRD Sintang, Tery Ibrahim dan unsur Forkopimda serta ratusan pejabat eselon II, eselon III, eselon IV beserta staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang.

Bupati Sintang, Jarot Winarno menyampaikan bahwa setiap tanggal 28 Juni, merupakan peristiwa yang dikenal dengan Peristiwa Mandor yang merupakan peristiwa pembantaian massal yang menurut catatan sejarah terjadi pada tanggal 28 Juni 1944.

Peristiwa Mandor ini sendiri sering dikenang dengan istilah Tragedi Mandor Berdarah yaitu telah terjadi pembantaian massal tanpa batas etnis dan ras oleh tentara Jepang.

Peristiwa ini ditetapkan sebagai Hari Berkabung Daerah yang diperingati setiap tanggal 28 Juni sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor pada 28 Juni Sebagai Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalimantan Barat.

Baca Juga :  Warga Harap Kapuas Raya Terwujud, Ini alasannya

“Ini adalah momen mengenang sejarah pahit peristiwa mandor, yaitu penculikan, penyiksaan hingga eksekusi mati secara sadis dari penjajah jepang terhadap para feodal lokal, cerdik pandai, politisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, seniman, budayawan, hingga rakyat jelata, dari berbagai suku maupun agama. Tercatat jumlah korban Peristiwa Mandor kurang lebih 21.037 orang,” papar Bupati Jarot.

“Bagi saya, Peristiwa Mandor merupakan peristiwa menyedihkan yang pernah terjadi di Kalbar tetapi kita harus mengambil hikmahnya. Ingat sejarah Mandor, menggugah kita untuk memacu pembangunan sumber daya manusia. Dari peristiwa Mandor, muncul suatu pandangan, akibat perisitiwa Mandor, Kalbar telah kehilangan satu generasi emas yang pernah dimilikinya. Akan tetapi ada blessing in disguise, ada hikmah di balik musibah jika kita cerdas melihat sejarah kelam tersebut,” terang Bupati.

“Bagi kita sekarang, peristiwa Mandor adalah warisan masa lalu yang harus diingat, dipelajari dan terus diinterpretasi untuk melangkah ke depan. Daerah Kalbar masih jauh tertinggal dari provinsi lain, baik dalam lingkup nasional maupun lingkup regional Kalimantan. Spirit berkabung yang dirasakan sekarang, harus menjadi inspirasi dan modal untuk kita mengambil langkah-langkah strategis mengejar ketertinggalan Kalbar dalam segala aspek kehidupan,” tegas Bupati Jarot.

Baca Juga :  Buka Pelatihan Pengembangan Cenderamata Khas Kabupaten Sintang, Bupati Jarot Harap Pengrajin Bisa Lebih Kreatif dan Inovatif

Menurut orang nomor satu di Bumi Senentang ini, pesan utama dari peringatan peristiwa Mandor untuk kekinian kita, bagaimana kita menjalankan tanggungjawab secara konsisten menciptakan generasi emas yang baru, yang berkarakter semakin cerdas, sehat, maju, religius dan sejahtera di Kalimantan Barat tak terkecuali di Kabupaten Sintang,” tuturnya.

Terlebih lagi menyongsong fenomena bonus demografi yang terjadi hingga 2035, kita harus mempersiapkan banyak hal. Tidak ada pilihan lain, selain kalbar harus bangkit melakukan investasi besar-besaran mencetak SDM berkualitas, menciptakan kaum cerdik pandai di semua lini kehidupan, sehingga Kalbar semakin produktif berdaya saing tinggi dan maju di masa mendatang,” pungkas Bupati. (Sg/Hms)

Comment