Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bupati Ajak Semua Kalangan Cinta dan Jaga Lingkungan

KalbarOnline, Sintang – Pemerintah Kabupaten Sintang akan terus berupaya untuk mengajak masyarakat mencintai bumi dan lingkungan sudah ada. Beberapa kegiatan juga sudah dilaksanakan.

“Semuanya merupakan bentuk komitmen kami untuk ikut menjaga bumi dan lingkungan supaya tetap menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi masyarakat,” ujar Bupati Sintang Jarot Winarno disela – sela kegiatan puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia di Desa Kenyabur Baru Kecamatan Tempunak pada Minggu 5 Juni 2016.

“Sebenarnya banyak investor kelapa sawit yang meminta informasi lahan dan ingin menanamkan modalnya dengan membangun sawit. Namun hingga saat ini masih kami belum terima. Hingga kini luasan kebun sawit di Kabupaten Sintang mencapai 300.000 hektar yang dikelola oleh 46 perusahaan. Kami masih menunggu investor yang mau membangun sumber energi terbarukan. Para ahli menduga, 50 tahun lagi sumber energi fosil akan habis, maka sumber energi terbarukan akan menjadi incaran dan rebutan dunia. Kita bersyukur sebagai daerah lintasan garis katulistiwa yang sangat baik untuk mengembangkan sumber energi terbarukan seperti sawit, bambu, ganggang dan jarak,” terang Jarot Winarno.

“Kita juga memutuskan mengambil air bersih dari Bukit Saran dengan konsekuensi kita tidak akan keluarkan ijin perkebunan di sekitar Bukit Saran. Untuk menjaga sumber air bersih bisa bertahan. Terima kasih kepada masyarakat Desa Kenyabur Baru yang sudah berusaha keras menjaga hutan,” tuturnya.

Baca Juga :  Sukseskan Kelam Tourism Festival 2019, Bupati Jarot Minta Panitia Terus Persiapkan Diri

Bupati Sintang menambahkan dalam pengurusan ijin perkebunan, Pemkab Sintang akan menerapkan proses dan sistem perijinan yang transparan, perolehan lahan yang disetujui masyarakat, adanya kepedulian menjaga lahan gambut, peduli terhadap kearifan lokal seperti kuburan dan hutan adat.

“Dan wajib menerapkan konsep sawit lestari yang menjadi pegangan seluruh perusahaan sawit di Sintang,” tegas Bupati Sintang.

“Melalui peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia ini, saya mengajak untuk membiarkan satwa liar hidup berdampingan dengan manusia. Burung enggang sudah punah, monyet juga terus diperdagangkan. Saya menegaskan bahwa tidak ada kompromi terhadap perdagangan ilegal satwa liar,” tambah Jarot Winarno.

Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang, Henri Harahap menyampaikan sudah melaksanakan banyak kegiatan untuk mengkampanyekan hari lingkungan hidup di Kabupaten Sintang seperti pemilihan duta lingkungan hidup, senam massal, penanaman pohon di area bandara sungai tebelian, pemasangan baliho himbauan dan pelatihan membuat briket dari limbah sawit.

“Tema hari lingkungan hidup sedunia tahun 2016 ini adalah Memerangi Perdagangan Satwa Liar atau Go Wild For Life. Mari kita menjaga ekosistem sebagai tempat hidup satwa liar. Kami senang karena warga Desa Kenyabur Baru sudah mampu menjaga dan mempertahankan hutan alam sebagai tempat hidup berbagai spesies satwa liar,” ujarnya.

Baca Juga :  MTQ XXIX Kalbar Resmi Dibuka, Dapat Ditontot Lewat Siaran Langsung

“Kami juga bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Untan dan WWF Kalbar sudah melakukan sosialisasi dan pelatihan Pemanfaatan Limbah Sawit untuk Energi Terbarukan di Desa Kenyabur Baru dengan melatih warga membuat arang briket yang bahannya merupakan limbah sawit,” tukas Henri Harahap.

Sementara Suci Cisika Putri dan Klaudius Prasetyo, Duta Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang 2016 menyampaikan pesan lingkungan yang mengajak masyarakat untuk perang terhadap perdagangan satwa liar.

“Keberadaan satwa liar sudah terancam punah karena mati akibat kebakaran lahan dan diperdagangkan oleh oknum masyarakat. Kita harus menghentikan perdagangan satwa liar dan penegakan hukum terhadap para pelakunya,” ajak Suci.

Klaudius Prasetyo juga menyampaikan perlunya pemanfaatkan kelapa sawit yang ramah lingkungan. Perkebunan kelapa sawit sudah menyerap tenaga kerja dan produk olahan kelapa sawit memiliki banyak manfaat bagi manusia.

“Limbah kelapa sawit harus dimanfaatkan dengan baik supaya tidak merusak lingkungan. Tetapi malah bermanfaat. Untuk itu, pembangunan kelapa sawit harus berkelanjutan supaya tidak ada yang merusak lingkungan termasuk limbahnya,” tandas Klaudius. (Sg)

Comment