Buka Festival Kuda Lumping, Askiman Ajak Lestarikan Budaya dan Seni

KalbarOnline, Sintang – Kabupaten Sintang merupakan daerah yang majemuk, terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, oleh karena itu terdapat berbagai kekayaan corak, seni budaya yang ada di tengah masyarakat. Keanekaragaman ini  merupakan wujud  ekspresi dari nilai budaya yang berkembang di masyarakat,  hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Bupati Sintang, Askiman ketika membuka festival kuda lumping dalam rangka peringatan hari jadi puspawaja ke-12 tahun 2017, bertempat di Gedung Indoor Apang Semangai Sintang, pada Sabtu (18/3/2017).

Dikatakannya seni budaya kuda lumping saat ini tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sintang. “ini adalah seni budaya jawa, yang memperkaya budaya di daerah kita,” ujar Askiman.

Menurut Askiman keberadaan paguyuban Jawa sebagai wadah berkumpulnya masyarakat memiliki fungsi untuk menanamkan dan melestarikan nilai budaya sebagai media membangun karakter budaya dari generasi ke generasi.

Baca Juga :  Pemkab Sintang Lepas 110 Calon Jamaah Haji

“dengan terselenggaranya kegiatan seperti ini, akan terjadi proses pelestarian kekayaan khasanah budaya yang dimiliki,” ujar Askiman.

“mari kita lestarikan seni dan budaya yang kita miliki,” ajak Askiman.

Selain itu lanjut Askiman selain sebagai ajang pelestarian budaya, event semacam ini  juga dapat menjadi wadah promosi pariwisata daerah,dan media edukasi budaya.

“kita sangat mendukung kegiatan seperti ini,  karena ini merupakan aset pengembangan dari sektor pariwisata, dukungan yang kuat juga kita berikan kepada pelaku seni budaya yang ada di Kabupaten Sintang ini,” beber Askiman

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara, Sugianto mengatakan Kegiatan ini terselenggara atas dasar dari dukungan dan usulan dari masing-masing grup kuda lumping yang ada di Kabupaten Sintang. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya seni khususnya kuda lumping,sekaligus untuk meningkatkan rasa persatuan kesatuan NKRI.

Baca Juga :  Bupati Sintang dan Wakil Ketua Komisi V DPR-RI Hadiri Gawai Dayak di Desa Ensaid Panjang

Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari dimulai dari tanggal 18 Maret 2017 hingga 19 Maret 2017, dengan jumlah 40 peserta.

“penilaian kepada peserta kuda lumping yaitu perasaan seseorang saat bermain (wirasa) berbobot nilai 20%,  gerakan para peserta saat bermain kuda lumping (wiraga) berbobot nilai 30%, gerakan sesuai irama (wirama) berbobot 30%, wiruma berbobot nilai 20%,” terang Sugianto.

Tampak hadir mendampingi Wakil Bupati Sintang, Dosen Universitas Malaysia Sarawak, Sultan Sintang, Asisten I Setda Sintang, Kasdim 1205 Sintang, jajaran Forkopimda dan tokoh pelaku sedi di Sintang. (Sg)

Comment